Makassar (Antara News) - Panglima Kodam VII/Wirabuana Mayor Jenderal TNI Bachtiar menegaskan, tahapan pemilihan kepala daerah di Provinsi Sulawesi Barat berjalan lancar dan tidak terpengaruh dengan bentrokan antara anggota TNI dan Polri karena situasi sudah terkendali.
"Tidak benar situasi di sana (Sulbar) rusuh dan mengancam pilkada. Semuanya sudah aman dan terkendali, saya baru tiba pagi tadi di sini (Makassar)," ujar Mayjen TNI Bachtiar di Makassar, Senin.
Dia mengatakan, tahapan pilkada yang saat ini berjalan adalah masa kampanye dan semuanya berjalan lancar. Dirinya memberikan jaminan jika pilkada tidak akan terpengaruh dengan insiden yang terjadi, Minggu (30/8).
Bachtiar mengaku, saat mengetahui ada bentrokan antara anak buahnya dengan polisi, dirinya langsung terbang ke Polman, Sulbar, untuk mengamankan situasi. "Saya sejak kemarin ada di Polman dan saya menginap di sana. Tadi pagi baru saya kembali ke Makassar naik helikopter. Semuanya aman, sudah terkendali," katanya.
Perwira Tinggi TNI itu juga mengaku semua senjata sudah digudangkan dan menjadi tanggung jawab dari masing-masing pimpinan untuk menjaganya agar tidak keluar.
Semua pihak diminta untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh dengan kabar-kabar yang sifatnya provokatif karena dirinya bersama Kapolda Sulselbar Irjen Pol Anton Setiadji memberikan instruksi kepada bawahan masing-masing.
Provinsi Sulawesi Barat akan menggelar pilkada serentak di empat kabupaten. Empat dari tujuh kabupaten Sulbar, yakni, Majene, Mamuju, Mamuju Tengah dan Mamuju Utara.
Bentrokan yang terjadi di Polman dipastikan tidak akan merembes ke kabupaten lainnya khususnya yang akan menggelar pilkada serentak, apalagi peran dari aparat keamanan sangat penting di pilkada tersebut.
"Pilkadanya tidak ada di Polman dan saya pastikan itu bentrokan kecil tidak akan keluar dari Polman. Yang jelas, peran TNI di sini siap mem'back-up' polisi untuk pengamanan pilkada," jelasnya.
Insiden itu berawal sekitar puku 14.00 Wita saat terjadi perkelahian anggota Kodim 1401/Majene, yakni Praka Laksmono dengan salah seorang anggota Patmor Polres Polman yang diketahui bernas Bripda Ambo Siki.
Saat itu, Praka Laksmono sedang menonton balapan dengan anggota kru MMS Racing Team Majene didatangi beberapa anggota Patmor dan diminta agar tidak menonton di atas lintasan balapan.
Saat itu, salah satu rekan Praka Laksmono yang merupakan anggota tim kru MMS Racing Team Majene terkena tongkat anggota Patmor sehingga hampir terjatuh di parit.
Praka Laksmono tidak menerima perlakuan tersebut dan menghampiri anggota Patmor hingga akhirnya terjadi perdebatan. Beberapa anggota Patmor yang melihat kejadian tersebut tidak terima dan langsung mengeroyok Praka Laksmono.
Setelah itu, sekitar pukul 14.30 Wita, Kapolres Polman AKBP Agoeng Adi Koerniawan tiba di lokasi kejadian dan langsung mendamaikan kedua belah pihak disaksikan Pasi Ops Dim 1402/Polmas Kapten Martani.
Kedua belah pihak dapat menerima dan saling memaafkan. Namun, berselang sekitar satu setengah jam kemudian, tepatnya sekitar pukul 15.00 Wita, tiba-tiba terjadi penembakan yang mengakibatkan seorang anggota Kompi Senapan B Yonif 721/Makassar, yakni Prada Yuliadi hingga mengakibatkan nyawanya tak tertolong.
"Tidak benar situasi di sana (Sulbar) rusuh dan mengancam pilkada. Semuanya sudah aman dan terkendali, saya baru tiba pagi tadi di sini (Makassar)," ujar Mayjen TNI Bachtiar di Makassar, Senin.
Dia mengatakan, tahapan pilkada yang saat ini berjalan adalah masa kampanye dan semuanya berjalan lancar. Dirinya memberikan jaminan jika pilkada tidak akan terpengaruh dengan insiden yang terjadi, Minggu (30/8).
Bachtiar mengaku, saat mengetahui ada bentrokan antara anak buahnya dengan polisi, dirinya langsung terbang ke Polman, Sulbar, untuk mengamankan situasi. "Saya sejak kemarin ada di Polman dan saya menginap di sana. Tadi pagi baru saya kembali ke Makassar naik helikopter. Semuanya aman, sudah terkendali," katanya.
Perwira Tinggi TNI itu juga mengaku semua senjata sudah digudangkan dan menjadi tanggung jawab dari masing-masing pimpinan untuk menjaganya agar tidak keluar.
Semua pihak diminta untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh dengan kabar-kabar yang sifatnya provokatif karena dirinya bersama Kapolda Sulselbar Irjen Pol Anton Setiadji memberikan instruksi kepada bawahan masing-masing.
Provinsi Sulawesi Barat akan menggelar pilkada serentak di empat kabupaten. Empat dari tujuh kabupaten Sulbar, yakni, Majene, Mamuju, Mamuju Tengah dan Mamuju Utara.
Bentrokan yang terjadi di Polman dipastikan tidak akan merembes ke kabupaten lainnya khususnya yang akan menggelar pilkada serentak, apalagi peran dari aparat keamanan sangat penting di pilkada tersebut.
"Pilkadanya tidak ada di Polman dan saya pastikan itu bentrokan kecil tidak akan keluar dari Polman. Yang jelas, peran TNI di sini siap mem'back-up' polisi untuk pengamanan pilkada," jelasnya.
Insiden itu berawal sekitar puku 14.00 Wita saat terjadi perkelahian anggota Kodim 1401/Majene, yakni Praka Laksmono dengan salah seorang anggota Patmor Polres Polman yang diketahui bernas Bripda Ambo Siki.
Saat itu, Praka Laksmono sedang menonton balapan dengan anggota kru MMS Racing Team Majene didatangi beberapa anggota Patmor dan diminta agar tidak menonton di atas lintasan balapan.
Saat itu, salah satu rekan Praka Laksmono yang merupakan anggota tim kru MMS Racing Team Majene terkena tongkat anggota Patmor sehingga hampir terjatuh di parit.
Praka Laksmono tidak menerima perlakuan tersebut dan menghampiri anggota Patmor hingga akhirnya terjadi perdebatan. Beberapa anggota Patmor yang melihat kejadian tersebut tidak terima dan langsung mengeroyok Praka Laksmono.
Setelah itu, sekitar pukul 14.30 Wita, Kapolres Polman AKBP Agoeng Adi Koerniawan tiba di lokasi kejadian dan langsung mendamaikan kedua belah pihak disaksikan Pasi Ops Dim 1402/Polmas Kapten Martani.
Kedua belah pihak dapat menerima dan saling memaafkan. Namun, berselang sekitar satu setengah jam kemudian, tepatnya sekitar pukul 15.00 Wita, tiba-tiba terjadi penembakan yang mengakibatkan seorang anggota Kompi Senapan B Yonif 721/Makassar, yakni Prada Yuliadi hingga mengakibatkan nyawanya tak tertolong.