Kupang (Antara News) - Pemerintah Nusa Tenggara Timur meminta bantuan 400 pompa air ke pemerintah pusat untuk mengatasi kemungkinan kekeringan yang mulai dirasakan petani saat ini.
"Permohonan permintaan sudah kita layangkan dan saat ini sedang menanti (jawaban)," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Nusa Tenggara Timur Anis Tay Ruba kepada Antara di Kupang, Kamis.
Dia mengatakan hal itu menjawab upaya antisipasi Pemerintah Nusa Tenggara Timur membantu petani memasuki masa kering yang mulai terjadi saat ini.
Menurut dia, permintaan 400 pompa air kepada Kementerian Pertanian itu untuk menalangi krisis air yang akan dialami sejumlah petani di sebagian wilayah ini, agar petani ters melakukan aktivitas menanam di sejumlah lahan yang dimiliki.
Selain menanti 400 pompa air tersebut, Pemerintah Nusa Tenggara Timur juga telah menyalurkan sedikitnya 90 unit pompa air ke sejumlah daerah di seluruh wilayah provinsi kepulauan ini. Jumlah bantuan itu dianggarkan dari APBD setempat dan sudah disalurkan secara proporsional ke daerah masing-masing.
Anis mengatakan, kondisi kekeringan dengan ancaman El Nino yang sedang menerjang para petani saat ini, masih dalam porsi sedang, karena untuk di beberapa tempat masih tetap terjadi aktivitas tanam dan panen. "Kita baru saja lakukan panen raya di beberapa daerah di akhir Juni lalu. Karenannya El Nino saat ini masih berada pada batas sedang," katanya.
Meskipun demikian, lanjut dia, antisipasi pemerintah untuk mengatasi ancaman kekeringan itu terus dilakukan agar bisa segera dilakukan penanganan.
Dia mengaku pemerintah di kabupaten/kota sedang melakukan pendataan secara menyeluruh, terhadap kondisi lahan sebagai dampak dari kekeringan akibat El Nino itu. "Kita sedang melakukan pendataan di daerah dan saat ini sedang dilakukan persiapan antisipasi," katanya.
Terhadap kemungkinan mendapatkan alokasi anggaran bantuan Kementerian Pertanian yang dikucurkan khusus untuk kekeringa, Anis mengaku belum mengetahuinya. "Saya belum ada laporan terkait anggaran itu. Kita masih akan lakukan pengecekan ke kementerian," katanya.
Petani Nusa Tenggara Timur, kata Anis sudah biasa dengan kondisi kekeringan yang menjadi jatah tahunan itu. Karena itu, ketahanan akan kondisi tersebut, telah menjadi hal lumrah bagi para petani. "Meski kering, para petani masih terus melakukan aktivitas tanam. Itu menunjukan bahwa kekeringan sudah menjadi hal biasa bagi petani di provinsi selaksa pulau ini," kata Anis.
"Permohonan permintaan sudah kita layangkan dan saat ini sedang menanti (jawaban)," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Nusa Tenggara Timur Anis Tay Ruba kepada Antara di Kupang, Kamis.
Dia mengatakan hal itu menjawab upaya antisipasi Pemerintah Nusa Tenggara Timur membantu petani memasuki masa kering yang mulai terjadi saat ini.
Menurut dia, permintaan 400 pompa air kepada Kementerian Pertanian itu untuk menalangi krisis air yang akan dialami sejumlah petani di sebagian wilayah ini, agar petani ters melakukan aktivitas menanam di sejumlah lahan yang dimiliki.
Selain menanti 400 pompa air tersebut, Pemerintah Nusa Tenggara Timur juga telah menyalurkan sedikitnya 90 unit pompa air ke sejumlah daerah di seluruh wilayah provinsi kepulauan ini. Jumlah bantuan itu dianggarkan dari APBD setempat dan sudah disalurkan secara proporsional ke daerah masing-masing.
Anis mengatakan, kondisi kekeringan dengan ancaman El Nino yang sedang menerjang para petani saat ini, masih dalam porsi sedang, karena untuk di beberapa tempat masih tetap terjadi aktivitas tanam dan panen. "Kita baru saja lakukan panen raya di beberapa daerah di akhir Juni lalu. Karenannya El Nino saat ini masih berada pada batas sedang," katanya.
Meskipun demikian, lanjut dia, antisipasi pemerintah untuk mengatasi ancaman kekeringan itu terus dilakukan agar bisa segera dilakukan penanganan.
Dia mengaku pemerintah di kabupaten/kota sedang melakukan pendataan secara menyeluruh, terhadap kondisi lahan sebagai dampak dari kekeringan akibat El Nino itu. "Kita sedang melakukan pendataan di daerah dan saat ini sedang dilakukan persiapan antisipasi," katanya.
Terhadap kemungkinan mendapatkan alokasi anggaran bantuan Kementerian Pertanian yang dikucurkan khusus untuk kekeringa, Anis mengaku belum mengetahuinya. "Saya belum ada laporan terkait anggaran itu. Kita masih akan lakukan pengecekan ke kementerian," katanya.
Petani Nusa Tenggara Timur, kata Anis sudah biasa dengan kondisi kekeringan yang menjadi jatah tahunan itu. Karena itu, ketahanan akan kondisi tersebut, telah menjadi hal lumrah bagi para petani. "Meski kering, para petani masih terus melakukan aktivitas tanam. Itu menunjukan bahwa kekeringan sudah menjadi hal biasa bagi petani di provinsi selaksa pulau ini," kata Anis.