Kupang (Antara News) - Nusa Tenggara Timur segera mengoptimalkan potensi-potensi wisata yang ada dan dimiliki pulau-pulau kecil dan terdepan sebagai salah satu destinasi unggulan sebagai upaya  menjadi industri pariwisata dunia.

        "NTT memiliki sejumlah pulau kecil yang berbatasan langsung dengan negara-negara tetangga seperti Timor Leste, Australia yang selama ini menjadi incaran banyak pengusaha wisata untuk dikelola menjadi tempat wisata," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nusa Tenggara Timur Dr Marius Ardu Jelamu kepada Antara di Kupang, Selasa.

        Pulau-pulau terdepan di NTT yang berbatasan langsung dengan Timor Leste adalah Pulau Batek. Pulau yang terletak di ujung timur Kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten Kupang ini sempat diklaim oleh Timor Leste sebagai bagian dari teritorinya.

        Sementara, pulau-pulau terdepan yang berbatasan langsung dengan Australia adalah Pulau Mangudu di wilayah Kabupaten Sumba Timur, Pulau Sumba, dan Pulau Dana Rote di Kabupaten Rote Ndao.

        "Kedua pulau tersebut sempat dikelola oleh seorang pelaku bisnis pariwisata dari Australia, namun usaha tersebut berhasil dihentikan setelah TNI menempatkan pasukannya di pulau tersebut, beberapa tahun lalu.

        Melihat kondisi itu, katanya, pihak Pariwisata NTT berencana mengelola pulau-pulau itu sebagai obyek wisata baru, baik langssung maupun tidak langsung (bisa disewakan pakaikan ke investor) untuk pengoptimalan aset yang potensial bagi peningkatan pendapatan.

        "Secara tidak langsung pula, pengelolaan aset pulau terdepan itu akan membantu pihak TNI menjaga pulau-pulau terdepan agar tidak dicaplok oleh negara lain," katanya.

        Ia menyebut isu penjualan Pulau Punggu di Kabupaten Mangarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Februari 2015 itu juga merupakan salah satu daya dorong bagi kami untuk memanfaatkan secara maksimal potensi pulau yang ada di daerah setempat.

        Dia mengatakan, di Kabupaten Manggarai Barat, ada cukup banyak pulau yang menarik minat investor. Tidak sedikit pula ada yang berkeinginan membeli pulau-pulau yang ada.

        Bahkan kabar tentang penjualan pulau di Indonesia kembali merebak di dunia maya beberapa waktu belakangan bahwa Pulau Punggu di Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur, bakal dijual dengan harga ratusan miliar.

        "Melalui iklan yang diketahui dari situs Skyproperty, Pulau Punggu dijual seharga Rp134,2 miliar," katanya.

        Pulau Punggu berstatus sertifikat hak milik (SHM), dan keterangan mengenai pulau itu dimuat dalam versi bahasa Indonesia dan Inggris. Tak dijelaskan siapa pemilik pulau tersebut.

        Pulau Punggu memiliki luas 117 hektar. Di pulau ini terdapat pantai dan terumbu karang yang menakjubkan. Tempat ini sempurna untuk dijadikan sebagai tempat peristirahatan.

        "Jarak antara Pulau itu dengan Bandara Komodo di Labuhan Bajo, 20 menit menggunakan speed boat, sementara ke Taman nasional Komodo 20 menit menggunakan speed boat.

         Menurut Marius Ardu Jelamu, tekad Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT untuk menglola pulau-pulau kecil dan terdepan NKRI selain untuk kepentingan industri pariwisata dan ekonomi kreatif juga untuk pertahanan dan keamanan pulau-pulau kecil dan terdepan karena menyangkut harkat dan martabat Negara Indonesia.

        Sebab pulau-pulau dan daerahnya selama ini diberi stempel "garda terdepan" Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sehingga perlu dipercantik untuk kepentingan bersama dalam meningkatkan kesejahteraan.

Pewarta : Oleh Hironimus Bifel
Editor :
Copyright © ANTARA 2024