Kendari (Antara News) - Perusahaan Umum (Perum) Damri Cabang Kendari menyatakan bus rapit transit (BRT) merupakan sistem angkutan cepat yang akan mendukung program transportasi massal di Kota Kendari.
Kepala Perum Damri Cabang Kendari, Ismail Patimbang di Kendari, Selasa, mengatakan, daerah ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara akan mendapatkan 20 unit BRT untuk melayani mobilitas masyarakat.
"BRT di Kota Kendari akan beroperasi pada tahun 2015, dengan trayek yang akan dilewati BRT itu masih dalam tahap pembahasan oleh Dinas Perhubungan dan Kominfo Kota Kendari," ujarnya.
Ia menambahkan, BRT tersebut merupakan program dari Kementerian Perhubungan yang bertujuan untuk mendukung transportasi massal perkotaan, sementara pihaknya akan menjadi operatornya.
Menurut dia, dengan adanya sistem angkutan cepat tersebut akan meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat yang berada di daerah itu, khususnya terkait masalah transportasi.
Nantinya, lanjut dia, BRT akan beroperasi pada jam sibuk dengan memprioritaskan jalur-jalur yang menjadi pusat kegiatan masyarakat.
"BRT ini bukan untuk menghilangkan angkutan kota yang sudah ada, tetapi akan saling mendukung dalam menciptakan angkutan massal bagi masyarakat," ujarnya.
Ia menambahkan, dari 20 unit BRT yang akan beroperasi itu kemungkinan dalam pengadaannya akan bertahap, tergantung dari Kementerian Perhubungan.
Ia juga mengharapkan, nantinya saat BRT tersebut beroperasi masyarakat dapat menggunakannya secara maksimal untuk mendukung mobilitas mereka.
Untuk program BRT tahun 2015, pembangunan dan penyediaan BRT dianggarkan dalam dana RAPBN-P sebesar Rp1.402 triliun, yang akan dimulai dengan pengadaan 1.000 bus di 28 kota.
Kepala Perum Damri Cabang Kendari, Ismail Patimbang di Kendari, Selasa, mengatakan, daerah ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara akan mendapatkan 20 unit BRT untuk melayani mobilitas masyarakat.
"BRT di Kota Kendari akan beroperasi pada tahun 2015, dengan trayek yang akan dilewati BRT itu masih dalam tahap pembahasan oleh Dinas Perhubungan dan Kominfo Kota Kendari," ujarnya.
Ia menambahkan, BRT tersebut merupakan program dari Kementerian Perhubungan yang bertujuan untuk mendukung transportasi massal perkotaan, sementara pihaknya akan menjadi operatornya.
Menurut dia, dengan adanya sistem angkutan cepat tersebut akan meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat yang berada di daerah itu, khususnya terkait masalah transportasi.
Nantinya, lanjut dia, BRT akan beroperasi pada jam sibuk dengan memprioritaskan jalur-jalur yang menjadi pusat kegiatan masyarakat.
"BRT ini bukan untuk menghilangkan angkutan kota yang sudah ada, tetapi akan saling mendukung dalam menciptakan angkutan massal bagi masyarakat," ujarnya.
Ia menambahkan, dari 20 unit BRT yang akan beroperasi itu kemungkinan dalam pengadaannya akan bertahap, tergantung dari Kementerian Perhubungan.
Ia juga mengharapkan, nantinya saat BRT tersebut beroperasi masyarakat dapat menggunakannya secara maksimal untuk mendukung mobilitas mereka.
Untuk program BRT tahun 2015, pembangunan dan penyediaan BRT dianggarkan dalam dana RAPBN-P sebesar Rp1.402 triliun, yang akan dimulai dengan pengadaan 1.000 bus di 28 kota.