Kendari (Antara News) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menggencarkan promosi pariwisata dengan berorientasi pada destinasi sejarah dan budaya yang terdapat di daerah itu.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Sultra, Zainal Koedoes, di Kendari, Minggu, mengatakan, konsep promosi pariwisata budaya diharapkan bisa menggairahkan kunjungan wisata ke daerah ini.
"Jika wisata budaya bisa dikembangkan dengan baik, maka sektor ini bisa mendongkrak pendapatan asli daerah," katanya.
Menurutnya, langkah tersebut diestimasikan bisa menarik wisatawan asing yang lebih cenderung memilih perjalanan wisata ke destinasi yang terkait dengan sejarah atau kebudayaan klasik.
"Pangsa pasarnya cukup besar, apalagi di Sultra banyak objek yang memiliki nilai historis serta potensial untuk menjadi destinasi andalan. Selama ini yang digarap hanya beberapa wisata budaya/sejarah seperti benteng Keraton Buton," katanya.
Padahal, lanjut Zainal, masih banyak objek wisata dan situs budaya di Sultra yang belum digali dan dipublikasi secara luas.
Disebutkan, beberapa situs sejarah yang belum dikenal luas oleh masyarakat nusantara di antaranya Benteng Ereke, Benteng Tiworo, Benteng Liya Togo, Benteng Muna, Situs Budaya Raja Sangia Nibandera, Situs Makam Raja Lakidende dan beberapa situs budaya lainnya.
"Beberapa wisata budaya lain yang memiliki daya tarik bagi wisatawan adalah upacara etnis Moronene, Buton, Tolaki, Muna dan Mekongga," katanya.
Pengembangan wisata berbasis budaya, kata Zainal, masih kurang dioptimalkan daerah lain karena umumnya masih berorientasi pada destinasi alam seperti wisata bahari.

Pewarta : Oleh Suprman
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024