Jakarta (Antara News) - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mengatakan bahwa sejauh ini pemerintah telah berhasil mengevakuasi sebanyak 2.059 warga negara Indonesia (WNI) keluar dari Yaman dan kembali ke Tanah Air.
"Hingga hari ini termasuk 12 orang WNI yang akan tiba siang nanti, kita sudah mengeluarkan sebanyak 2.059 WNI dari Yaman," kata Duta Besar Indonesia untuk Yaman, Wajid Fauzi, di Jakarta, Kamis.
Para WNI tersebut berhasil dikeluarkan dari Yaman melalui beberapa tahap evakuasi.
Menurut Wajid, selain berhasil mengevakuasi 2.059 orang WNI, Tim Evakuasi WNI juga berhasil membantu mengevakuasi sebanyak 108 warga negara asing (WNA). "Jadi, total yang berhasil dievakuasi ada 2.167 orang," ujar dia.
Namun, Dubes RI untuk Yaman itu juga menyebutkan bahwa masih ada sekitar 1.194 WNI di beberapa wilayah Yaman, dan sebagian besar berada di daerah yang relatif lebih aman. "Sebagian besar WNI yang masih ada di sana (Yaman) berada di Tarim dan Al Mukalla, yang realtif lebih aman," kata dia.
Wajid juga mengatakan, apabila situasi keamanan di Yaman semakin buruk dan para WNI yang masih berada di sana ingin keluar dari sana, maka evakuasi akan dilakukan melalui wilayah perbatasan. "Saya perkirakan akan ada evakuasi bila situasi di Tarim dan Al Mukalla sudah tidak aman," ungkapnya.
"Evakuasi terhadap mereka (WNI) yang masih di sana (Yaman), bila ingin keluar, kita jemput di perbatasan," lanjut dia.
Menurut dia, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Yaman masih beroperasi, tetapi tempat utama kegiatan dipindahkan ke Al Hudaida setelah gedung KBRI di Sana'a rusak akibat terkena serangan bom. "KBRI di Yaman masih beroperasi tetapi dikendalikan dari luar Sana'a. KBRI pindah kendali ke wilayah yang lebih aman di Yaman, yaitu di Al Hudaida," ujar dia.
Dengan situasi keamanan yang tidak menentu di Yaman, Wajid mengaku tidak ada yang dapat menjamin keamanan atau keselamatan dari warga sipil yang berada di negara itu, baik warga asing maupun warga Yaman sendiri. "Tidak ada yang bisa memberi jaminan keamanan pada saat seperti ini," kata dia.
"Hingga hari ini termasuk 12 orang WNI yang akan tiba siang nanti, kita sudah mengeluarkan sebanyak 2.059 WNI dari Yaman," kata Duta Besar Indonesia untuk Yaman, Wajid Fauzi, di Jakarta, Kamis.
Para WNI tersebut berhasil dikeluarkan dari Yaman melalui beberapa tahap evakuasi.
Menurut Wajid, selain berhasil mengevakuasi 2.059 orang WNI, Tim Evakuasi WNI juga berhasil membantu mengevakuasi sebanyak 108 warga negara asing (WNA). "Jadi, total yang berhasil dievakuasi ada 2.167 orang," ujar dia.
Namun, Dubes RI untuk Yaman itu juga menyebutkan bahwa masih ada sekitar 1.194 WNI di beberapa wilayah Yaman, dan sebagian besar berada di daerah yang relatif lebih aman. "Sebagian besar WNI yang masih ada di sana (Yaman) berada di Tarim dan Al Mukalla, yang realtif lebih aman," kata dia.
Wajid juga mengatakan, apabila situasi keamanan di Yaman semakin buruk dan para WNI yang masih berada di sana ingin keluar dari sana, maka evakuasi akan dilakukan melalui wilayah perbatasan. "Saya perkirakan akan ada evakuasi bila situasi di Tarim dan Al Mukalla sudah tidak aman," ungkapnya.
"Evakuasi terhadap mereka (WNI) yang masih di sana (Yaman), bila ingin keluar, kita jemput di perbatasan," lanjut dia.
Menurut dia, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Yaman masih beroperasi, tetapi tempat utama kegiatan dipindahkan ke Al Hudaida setelah gedung KBRI di Sana'a rusak akibat terkena serangan bom. "KBRI di Yaman masih beroperasi tetapi dikendalikan dari luar Sana'a. KBRI pindah kendali ke wilayah yang lebih aman di Yaman, yaitu di Al Hudaida," ujar dia.
Dengan situasi keamanan yang tidak menentu di Yaman, Wajid mengaku tidak ada yang dapat menjamin keamanan atau keselamatan dari warga sipil yang berada di negara itu, baik warga asing maupun warga Yaman sendiri. "Tidak ada yang bisa memberi jaminan keamanan pada saat seperti ini," kata dia.