Kendari (Antara News) - Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Sulawesi Tenggara pada Februari 2015 mencapai 3,62 persen dari jumlah penduduk yang bekerja atau mengalami kenaikan 1,49 poin dibanding TPT pada Februari 2014 sebesar 2,13 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara Adi Nugroho di Kendari, Selasa, mengatakan, jumlah angkatan kerja di Sultra hingga Februari 2015 mencapai 1.168.026 orang dari jumlah penduduk Sultra 2,3 juta (2014), bertambah sekitar 2,80 persen dibanding Februari 2014 sebesar 1.136.185 orang.
Sedangkan jumlah penduduk Sultra yang bekerja pada bulan yang sama di tahun 2015 mencapai 1.125.748 orang, bertambah sebanyak 1,23 persen dibanding Februari 2014 yang sebesar 1.112.015 orang.
Menurut Adi, sektor pertanian, perdaganagan, dan sektor jasa secara berurutan menjadi penyumbang terbesar penyerapan tenaga kerja dengan masing-masing sebesar 39,23 persen, 20,68 persen, dan 20,25 persen.
Walau terjadi penurunan di sektor pertanian, namun sektor itu merupakan sektor yang paling dominan dalam penyerapan tenaga kerja karena hampir seluruh kabupaten dan bahkan kota memiliki lahan pertanian yang menjanjikan.
Penyerapan tenaga kerja khusus sektor pertanian pada bulan Februari 2015 sebesar 441.656 orang atau hampir 40 persen, sektor perdagangan menyerap 232.757 orang atau 20,68 persen dan sektor jasa menyerap 228.015 orang atau 20,25 persen.
"Dilihat dari status pekerjaan, para pekerja di Sultra paling banyak bekerja dengan status sebagai buruh/karyawan/pegawai yaitu sebesar 30,13 persen dan yang paling sedikit bekerja sebagai pekerja bebas di pertanian sebesar 0,88 persen," ujaranya.
Sedangkan keadaan tenaga kerja hingga Februari 2015 masih didominasi oleh mereka yang berpendidikan SD ke bawah sebesar 36,02 persen dan sekolah menengah atas (sederajat) 23,26 persen.
"Kita berharap pada beberapa bulan mendatang penyerapan tenaga kerja akan kembali tumbuh seiring dengan adanya rencana beberapa perusahaan di sektor perkebunan dan pertanian akan dibuka di daerah ini," ujar Adi.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara Adi Nugroho di Kendari, Selasa, mengatakan, jumlah angkatan kerja di Sultra hingga Februari 2015 mencapai 1.168.026 orang dari jumlah penduduk Sultra 2,3 juta (2014), bertambah sekitar 2,80 persen dibanding Februari 2014 sebesar 1.136.185 orang.
Sedangkan jumlah penduduk Sultra yang bekerja pada bulan yang sama di tahun 2015 mencapai 1.125.748 orang, bertambah sebanyak 1,23 persen dibanding Februari 2014 yang sebesar 1.112.015 orang.
Menurut Adi, sektor pertanian, perdaganagan, dan sektor jasa secara berurutan menjadi penyumbang terbesar penyerapan tenaga kerja dengan masing-masing sebesar 39,23 persen, 20,68 persen, dan 20,25 persen.
Walau terjadi penurunan di sektor pertanian, namun sektor itu merupakan sektor yang paling dominan dalam penyerapan tenaga kerja karena hampir seluruh kabupaten dan bahkan kota memiliki lahan pertanian yang menjanjikan.
Penyerapan tenaga kerja khusus sektor pertanian pada bulan Februari 2015 sebesar 441.656 orang atau hampir 40 persen, sektor perdagangan menyerap 232.757 orang atau 20,68 persen dan sektor jasa menyerap 228.015 orang atau 20,25 persen.
"Dilihat dari status pekerjaan, para pekerja di Sultra paling banyak bekerja dengan status sebagai buruh/karyawan/pegawai yaitu sebesar 30,13 persen dan yang paling sedikit bekerja sebagai pekerja bebas di pertanian sebesar 0,88 persen," ujaranya.
Sedangkan keadaan tenaga kerja hingga Februari 2015 masih didominasi oleh mereka yang berpendidikan SD ke bawah sebesar 36,02 persen dan sekolah menengah atas (sederajat) 23,26 persen.
"Kita berharap pada beberapa bulan mendatang penyerapan tenaga kerja akan kembali tumbuh seiring dengan adanya rencana beberapa perusahaan di sektor perkebunan dan pertanian akan dibuka di daerah ini," ujar Adi.