Jakarta, 7/4 (Antara) - Indonesia sebagai bagian dari masyarakat internasional turut berpartisipasi dalam berbagai kerja sama, baik bilateral, multilateral, maupun regional.

        Hubungan Indonesia dengan sesama negara berkembang telah terjalin baik, bukan saja pada bidang ekonomi dan politik, melainkan juga mencakup bidang-bidang teknis dan fungsional, seperti halnya Program Pembangunan Kapasitas.

        Pemerintah Indonesia melalui Direktorat Kerja Sama Teknik Kementerian Luar Negeri terus aktif memberikan bantuan pembangunan kapasitas kepada Palestina guna mengeratkan hubungan antardua negara sekaligus sebagai bentuk dukungan bagi pembangunan Palestina.

        Kegiatan pembangunan kapasitas terbaru yang diselenggarakan oleh pemerintah Indonesia untuk Palestina adalah pelatihan internasional pada bidang pariwisata dan konservasi kepurbakalaan.

        Pelatihan yang diadakan di Jakarta dan Bandung, 6--11 April 2015, atas kerja sama Direktorat Kerja Sama Teknik, Ditjen Informasi dan Diplomasi Publik, Kementerian Luar Negeri dengan Kementerian Pariwisata dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

        Pembukaan "International Training Workshop on Tourism and Antiquities for Palestine" itu dibuka secara resmi oleh Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik, Kementerian Luar Negeri, Senin (6/4).

        Acara pembukaan dihadiri oleh Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Direktur Jenderal Kementerian Pariwisata, Direktur Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, dan Kepala Museum Nasional.

    
                       Berdasarkan Permintaan

        Direktur Kerja Sama Teknik (KST) Kemlu Siti N. Mauludiah selaku penganggung jawab kegiatan menyatakan bahwa pelatihan pariwisata dan konservasi untuk Palestina tersebut berdasarkan permintaan dari Palestina.

        "Hal itu karena Palestina memerlukan peningkatan kapasitas di bidang pariwisata dan konservasi permuseuman, mengingat negara itu memiliki banyak situs sejarah yang dapat menjadi aset menarik wisata agamawi," kata Siti.

        Menurut dia, dalam meningkatkan sektor pariwisata, Palestina ingin mengembangkan situs-situs purbakala dan museum yang merupakan kekayaan peradaban leluhur Palestina.

        "Hal itu bertujuan menarik lebih banyak lagi wisatawan mancanegara. Oleh karena itu, dalam 'workshop' ini Palestina mengirim sembilan orang tenaga ahli untuk dapat mengambil pengalaman Indonesia di sektor kepurbakalaan," ujar dia.

        Terkait dengan hal itu, materi pelatihan yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan Palestina, antara lain pariwisata dan perkembangannya dalam mendukung perekonomian, pengembangan sumber daya dan objek pariwisata, identifikasi usaha pariwisata, konsep bisnis perhotelan.    

        "Dari beberapa materi yang diberikan, ada yang mengenai manajemen museum. Mereka juga berkunjung ke beberapa museum di Jakarta dan Bandung, serta mengunjungi Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta," kata Siti.

        Lebih lanjut dia mengungkapkan bahwa pihak Palestina mengharapkan pelatihan khusus, yaitu pelatihan bahasa Indonesia untuk para pemandu wisata Palestina.

        Hal itu karena Palestina ingin memanfaatkan potensi besar dari wisatawan Indonesia yang berkunjung ke negara tersebut.

        Berdasarkan data yang dihimpun Kemlu, sekarang ini jumlah wisatawan Indonesia yang berkunjung ke Palestina makin meningkat, bahkan angka kunjungan mencapai 80.000 orang pada tahun 2014.

        Wisatawan Indonesia tersebut tidak hanya umat Islam yang melakukan wisata ziarah ke Masjidilaksa, tetapi juga umat Kristen yang melakukan wisata ziarah ke Yerusalam.

    
                           Manfaat Ekonomi

        Ternyata bantuan yang diberikan pemerintah Indonesia kepada Palestina melalui program kapasitas pembangunan dapat mencipatakan manfaat ekonomi tersendiri bagi Indonesia.

        Menurut Siti, dalam menciptakan manfaat ekonomi dari setiap pelatihan yang diberikan oleh pemerintah Indonesia kepada negara ketiga, Direktorat KST Kemlu selalu mengagendakan kunjungan delegasi asing ke sentra-sentra industri masyarakat.  

        Terkait dengan pelatihan kepariwisataan dan kepurbakalaan, rombongan peserta dibawa ke beberapa pabrik penghasil perlengkapan hotel (amenities) di Bandung.

        "Hal ini bertujuan membuka peluang ekspor Indonesia untuk produk perlengkapan hotel di sektor pariwisata Palestina," ungkap Siti.

        Selain itu, kata dia, hasil dari pelatihan tersebut diharapkan akan membantu meningkatkan pembangunan ekonomi Palestina dalam mempersiapkan kemerdekaannya.

        Terhitung mulai 2008, Direktorat KST Kemlu bekerja sama dengan beberapa kementerian lain di Indonesia telah menyelenggarakan 136 progam pembangunan kapasitas yang melibatkan 1.321 orang Palestina dari berbagai latar belakang.

        Program pembangunan kapasitas itu diberikan dalam bentuk pelatihan, lokakarya, dan pengiriman tenaga ahli yang terkait dengan isu pembangunan, pemberdayaan perempuan, sumber daya energi dan mineral, tata kelola pemerintahan, pertanian, industri, infrastruktur, kesehatan, administrasi publik, dan pariwisata.

    
                          Komitmen Nyata

        Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kemlu Esti Andayani mengatakan bahwa pelaksanaan program pembangunan kapasitas itu merupakan salah satu komitmen nyata Indonesia dalam mendukung pembangunan Palestina.

        Menurut Esti, komitmen tersebut juga akan ditekankan dalam peringatan 60 tahun Konferensi Asia-Afrika.

        "Indonesia membuka peluang kerja sama untuk semua negara dalam memberikan bantuan 'capacity building' kepada semua negara berkembang, khususnya Palestina, melalui kerja sama triangular, baik dalam bentuk dana maupun keahlian," kata dia.

        Ia mengutarakan bahwa Indonesia akan terus memberikan dukungan kepada Palestina, baik dalam kerangka Konferensi Kerja Sama antara Negara-negara Asia Timur untuk Pembangunan Palestina (CEAPAD) dalam lima sektor, yaitu infrastruktur, informasi dan teknologi komunikasi, pariwisata, manufaktur, dan pertanian.

        Total bantuan Indonesia di semua sektor tersebut tidak kurang dari satu juta dolar Amerika Serikat.

        Esti menyebutkan pada "International Training Workshop on Tourism and Antiquities for Palestine" kali ini, delapan peserta pelatihan mendapatkan pelatihan di bidang kepariwisataan di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.

        Sementara itu, delapan peserta lainnya dengan latar belakang konservasi dan museum mendapatkan pelatihan mengenai konservasi dan permuseuman di Museum Nasional Jakarta.

        Menanggapi bantuan pembangunan kapasitas yang diberikan Indonesia, Duta Besar Palestina untuk Indonesia Fariz Mehdawi menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Indonesia yang telah menyelenggarakan berbagai pelatihan dan berbagi pengalaman dengan Palestina.

        Mengingat Indonesia dibangun dengan kemampuan warga negaranya sendiri, Dubes Mehdawi mengharapkan seluruh peserta pelatihan dari Palestina dapat menimba ilmu dan pengetahuan dari pelatihan yang diberikan sehingga dapat diterapkan di Palestina.

        Bantuan program pembangunan kapasitas yang diberikan Indonesia terus mengalir ke negara-negara yang memerlukan.

        Kontribusi itu bertujuan membangun dan memperkuat hubungan antarnegara. Indonesia memang bukan sembarang negara.

Pewarta : Oleh Yuni Arisandy
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024