Kendari   (Antara News) - Rombongan pemerintah kabupaten kota se Sulawesi Tenggara (Sultra), melakukan studi banding pengelolaan sampah di Kendari, mengagumi penataan kawasan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah Puuwatu Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Rabu.

Ketua rombongan studi banding tersebut, Nur Rahim, mengaku takjub melihat kondisi dan suasana kawasan TPA sampah yang jauh dari kesan kotor, bau, busuk, dan kumuh, sebagaimana suasana kawasan persampahan pada umumnya.

"Setelah melihat tempat ini, langsung menghilangkan kesan umum bahwa tempat sampah itu identik dengan jorok, bau busuk dan kotor. Yang ada justru suasana tempat atau kawasan rekreasi alam terbuka," kata kepala bidang di Badan Lingkungan Hidup Sulsel ini.

Didampingi Wali Kota Kendari, Asrun dan Sekda Kendari, Alamsyah Lotunani, rombongan yang berjumlah sekitar 60 orang itu melihat dari dekat proses penangkapan gas metan dari sampah yang disalurkan langsung ke rumah penduduk sekitar TPA Puuwatu Kendari.

"Sangat berharga pelajaran yang kami dapatkan dari kunjungan ini. Sehingga menjadi inspirasi bagi kami khususnya pemerintah kabupaten kota yang tergabung dalam rombongan ini untuk bisa menjadi referensi membangun TPA ramah lingkungan di daerah masing-masing," katanya.

Ia mengaku, Kendari sudah tepat menjadi percontohan di Indonesia dalam pengelolaan kawasan TPA, karena berkat inovasi yang dilakukan sehingga menghasilkan gas metan dan sudah terbukti bisa memberikan manfaat besar kepada warga sekitar.

"Saya kira kesuksesan Kendari menjadi daerah percontohan pengelolaan sampah, tidak terlepas dari kemauan politik dari kepala daerahnya yang memiliki wawasan lingkungan yang luas," katanya.

Wali Kota Kendari, Asrun, mengaku bangga karena daerahnya bisa menjadi daerah tujuan studi banding beberapa daerah untuk melihat langsung cara pengelolaan kawasan TPA dan pengelolaan sampah sehingga bisa menghasilkan gas metan.

"Kami akan senantiasa berbagi pengalaman kepada daerah mana saja terkait pengelolaan sampah. Bahkan selama ini sudah ada beberapa daerah di luar Sultra yang meminta tenaga dari Kendari untuk memberikan pelatihan dan berbagi pengalaman mengelola sampah," ujarnya.

Rombongan kemudian dijamu makan siang di puncak TPA Puuwatu Kendari, yang sekaligus membuktikan bahwa tempat itu tidak terkesan sebagai daerah persampahan melainkan seperti tempat wisata alam.

Pewarta : Suparman
Editor :
Copyright © ANTARA 2024