Kendari  (Antara News) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) melaporkan bahwa petani di daerah tersebut hingga Fabruari 2015 masih belum sejahtera, tercermin dari Nilai Tukar Petani (NTP) yang masih di bawah angka 100.

"NTP Sultra Februari 2015 sebesar 99.00 atau menurun 0,34 persen dari Januari 2014 yang tercatat 99.34," kata Kepala BPS Sultra, Adi Nugroho di Kendari, Senin.

Ia mengatakan, nilai NTP petani menurun disebabkan dua subsektor yang membangun NTP mengalami penurunan yaitu subsektor hortikultura dan subsektor tanaman perkebunan rakyat masing-masing turun 0,85 persen dan 1,75 persen.

Jika dilihat dari indeks harga yang diterima petani pada Februari 2015, empat subsektor mengalami penurunan, sedangkan satu subsektor mengalami kenaikan.

Subsektor yang mengalami penurunan adalah subsektor hortikultura 1,43 persen, tanaman perkebunan rakyat 2,35 persen, peternakan 0,07 persen, perikanan 0,82 persen.

"Sedangkan subsektor yang mengalami kenaikan adalah subsektor tanaman pangan sebesar 0,53 persen," katanya.

Pada Februari 2015, kata dia, secara nasional terdapat 21 provinsi mengalami kenaikan indeks NTP, 11 provinsi mengalami penurunan indeks NTP dan satu provinsi tidak mengalami perubahan indeks.

"Kenaikan tertinggi tercatat di Provinsi Kalimantan Timur yaitu sebesar 1,45 persen, penurunan terbesar di Provinsi Maluku sebesar 0,76 persen. Sedangkan Provinsi Lampung dilaporkan tidak mengalami perubahan indeks," katanya.

Pewarta : Suparman
Editor :
Copyright © ANTARA 2024