Kendari  (Antara News) - Figur perebutan calon bupati (Cabub) Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra) periode 2015-2020 mulai meramaikan wilayah berpenduduk hampir 300 ribu jiwa itu.

Pantauan di Andolo, ibukota Kabupaten Konawe Selatan, Kamis, sejumlah figur birokrasi kini sudah terpampang gambar dan nama yang menghiasi baliho yang berukuran besar dihampir ruas jalan utama dan titik tertentu.

Sebut saja, nama Muhammad Endang (Ketua DPW) Partai Demokrat Sultra yang juga wakil Ketua DPRD Sultra, Wahyu Ade Pratama Imran politisi Prtai Golkar yang juga wakil Ketua DPRD Sultra dan Asnawi Syukur pejabat birokrasi Sultra yang juga kakak kandung Nur Alam Gubernur Sultra serta Dr.Arsalim (Ketua Bappeda) Konawe Selatan.

Selain empat nama yang gadang-gadang akan berpengengaruh pada calon bupati Konsel itu, juga beberapa nama lain seperti Amir Hasan birokrasi mudah di Kota Kendari, H Iskandar (Kadis Sosial) Sultra, H Arfah pejabat disalah satu bank milik Sultra dan beberapa nama lainnya.

H Asnawi Syukur, Salah seorang figur calon Bupati Konawe Selatan mengatakan kesiapannya akan bertarung menjadi calon Bupati Konsel untuk lima tahun mendatang.

Ia mengatakan, selama hampir tiga bulan terakhir ini telah melakukan sosialisasi ke 25 kecamatan yang ada di wilayah itu.

"Tim-tim pendukung pencalonan saya sudah terbentuk di semua kecamatan bahkan hingga desa dan dusun," kata Asnawi yang kini masih menjabat Sekertaris Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Sultra itu.

Ia mengatakan, alasan dirinya untuk maju sebagai salah satu calon bupati Konawe Selatan itu, bukan karena ada hubungan dengan orang nomor satu di provinsi Sultra tetapi memang merupakan harapan dan keinginan masyarakat Konsel.

"Saya kan putra Konawe Selatan yang memang lahir dan dibesarkan oleh kedua orang tua saya di Kecamatan Konda," ujaranya.

Bukti keinginan dan harapan masyarakat di Konawe Selatan akan kehadiran saya, disaat dirinya melakukan pertemuan pada satu desa atau kecamatan, yang hadir selalui melebih jumlah yang diharapkan.

"Bebera minggu lalu saya melakukan sosialisasi di salah satu desa di Kecamatan Tinanggea warga yang diundang 3.000 orang namun yang hadir mencapai jumlah 5.000 hingg 6.000 orang," kata Asnawi.

Ia mengatakan, tekad dan keinginannya untuk menjadi calon bupati di wilayah hasil pemekaran Kabupaten Konawe itu karena selama daerah itu dibentuk menjadi DOB 2003, kondisi infrastruktur khususunya jalan disejumlad desa dan kecamatan belum optimal sesuai yang dinginkan masyarakat.

Konawe Selatan dengan memiliki sejumlah potensi baik sektor pertanian, tambang nikel, perkebunan dan jasa merupakan hal yang utama harus digenjot bila dirinya dipercaya memimpin daerah itu lima tahun kedepan.

Terkait dukungan partai yang akan mengusung dirinya, Asnawi mengatakan sudah ada namun belum bisa dipublikmasikan sebulum tahapan Pilkada yang dikeluarkan KPU setempat.

Pewarta : Antara
Editor : Abdul Azis Senong
Copyright © ANTARA 2024