Kendari (Antara News) - Pemerintah Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra), menghentikan bea siswa program `Cerdas Sultraku`, -- program peningkatan kualitas sumber daya manusia yang digulirkan Pemerintah Provinsi Sultra.
Penghentian bea siswa mahasiswa program `Cerdas Sultraku` tersebut disampaikan Kepala Bagian Humas dan Protokoler Sekretariat Pemerintah Kabupaten Wakatobi, La Ode Ifi di Kendari, Kamis.
"Sejak tahun 2014 lalu, Pemerintah Kabupaten Wakatobi tidak lagi mencairkan dana bea siswa bagi mahasiswa yang ikut program `Cerdas Sultraku` karena penyelenggara program tersebut tidak pernah melaporkan perkembangan mahasiswa yang memperoleh bea siswa itu," katanya.
Program `Cerdas Sultraku` merupakan program kerja sama antara Pemerintah Provinsi Sultra dengan Universitas Sultan Agung (Unisila) Semarang Jawa Tengah, dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) Sultra.
Melalui program kerja sama yang dimulai tahun 2009 itu, Pemerintah Provinsi Sultra mengirim 1.000 mahasiswa asal provinsi tersebut kuliah di Unisula dengan biaya kuliah sepenuhnya ditanggung Pemerintah Provinsi Sultra.
Sedangkan pihak Unisula menyediakan 1.000 kursi bagi mahasiswa asal Sultra di sejumlah program studi yang dibutuhkan Pemerintah Provinsi Sultra.
Menurut Ifi, Pemerintah Kabupaten Wakatobi sendiri tidak mengetahui berapa jumlah mahasiswa asal Wakatobi yang ikut program `Cerdas Sultraku` tersebut.
Namun setiap tahun kata dia, Pemerintah Kabupaten Wakatobi menggelontorkan dana bea siswa bagi para mahasiswa program `Cerdas Sultraku` sebesar Rp200 juta.
"Tahun 2015 ini, Pemerintah Kabupaten Wakatobi tidak lagi menyediakan dana bea siswa itu di APBD karena mahasiswa asal Wakatobi yang memperoleh dana bea siswa tidak pernah ada laporan dari pengelola program itu," katanya.
Penghentian bea siswa mahasiswa program `Cerdas Sultraku` tersebut disampaikan Kepala Bagian Humas dan Protokoler Sekretariat Pemerintah Kabupaten Wakatobi, La Ode Ifi di Kendari, Kamis.
"Sejak tahun 2014 lalu, Pemerintah Kabupaten Wakatobi tidak lagi mencairkan dana bea siswa bagi mahasiswa yang ikut program `Cerdas Sultraku` karena penyelenggara program tersebut tidak pernah melaporkan perkembangan mahasiswa yang memperoleh bea siswa itu," katanya.
Program `Cerdas Sultraku` merupakan program kerja sama antara Pemerintah Provinsi Sultra dengan Universitas Sultan Agung (Unisila) Semarang Jawa Tengah, dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) Sultra.
Melalui program kerja sama yang dimulai tahun 2009 itu, Pemerintah Provinsi Sultra mengirim 1.000 mahasiswa asal provinsi tersebut kuliah di Unisula dengan biaya kuliah sepenuhnya ditanggung Pemerintah Provinsi Sultra.
Sedangkan pihak Unisula menyediakan 1.000 kursi bagi mahasiswa asal Sultra di sejumlah program studi yang dibutuhkan Pemerintah Provinsi Sultra.
Menurut Ifi, Pemerintah Kabupaten Wakatobi sendiri tidak mengetahui berapa jumlah mahasiswa asal Wakatobi yang ikut program `Cerdas Sultraku` tersebut.
Namun setiap tahun kata dia, Pemerintah Kabupaten Wakatobi menggelontorkan dana bea siswa bagi para mahasiswa program `Cerdas Sultraku` sebesar Rp200 juta.
"Tahun 2015 ini, Pemerintah Kabupaten Wakatobi tidak lagi menyediakan dana bea siswa itu di APBD karena mahasiswa asal Wakatobi yang memperoleh dana bea siswa tidak pernah ada laporan dari pengelola program itu," katanya.