Kendari  (Antara News) - Mahasiswa Wawonii melakukan demonstrasi di Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Sulawesi Tenggara (Sultra), terkait penerimaan calon pegawai negeri sipil daerah (CPNSD) di Kabupaten Konawe Kepulauan.

Kordinator mahasiswa Wawonii, Andika, di Kendari, Senin, mengatakan bahwa pihaknya melihat ada beberapa indikasi kecurangan yang dilakukan oleh panitia seleksi daerah (Panselda) Kabupaten Konawe Kepulauan.

"Penilaian kami akan kecurangan yang dilakukan Panselda berdasarkan dikeluarkannya hasil "pasing grade" yang tidak berdasarkan pada hasil aplikasi sistem cat,"ujarnya.

Ia menambahkan, bahwa Panselda Konawe Kepulauan mengeluarkan pengumuman yang merupakan hasil rekapan yang sudah direkap oleh Panselda sendiri.

Menurutnya, seharusnya Panselda mematuhi aturan dalam penerimaan CPNSD di daerah itu, agar dapat menciptakan pegawai yang memiliki SDM yang berkualitas untuk melayani masyarakat.

"Yang lebih parah lagi ada salah satu orang yang masuk dalam Panselda dan sekaligus sebagai peserta tes, inikan lucu, bagaimana panitia menjadi peserta,"ujarnya dengan nada bertanya.

Maka dari itu, pihaknya menilai dalam pelaksanaan seleksi CPNSD di Kabupaten Konawe Kepulauan telah melanggar aturan yang telah ditetapkan.

Dalam Aksi tersebut, mereka meminta kepada BKD Sultra, untuk membuka kembali hasil tes yang ada di aplikasi sistem cat dalam pelaksanaan seleksi CPNSD dan menganulir hasil TKD di Konawe Kepulauan.

Selain itu, mereka juga meminta kepada DPRD Sultra untuk memanggil Panselda Konawe Kepulauan dan memberikan rekomendasi secara kelembagaan kepada Panselnas untuk mengusut tuntas indikasi kecurangan dalam pelaksanaan seleksi CPNSD tersebut.

Sekda Konawe Kepulauan H. Cecep Trisnajaya saat dihubungi terpisah melalui telepon yang sedang berada di Jakarta (29/12) mengatakan, aksi unjukrasa yang mengatasnamakan mahasiswa Wawonii terkait dugaan kecurangan tes CPNSD di daerah itu dinilai sah-sah saja sepanjang memiliki data akurat.

Terkait adannya dugaan salah satu orang yang masuk dalam Panselda dan sekaligus sebagai peserta tes, Sekda mengatakan mungkin saja bisa terjadi karena diwilayah itu, dengan sumberdaya manusia (SDM) yang terbatas tidak menutup kemungkinan pegawai honorer dilibatkan sebagai panitia seleksi.

"Kalau memang ada diantara Panselda yang diduga melakukan kecurangan, silahkan melaporkan ke pihak berwajib sepanjang memiliki data yang bisa dipertanggungjawabkan," ujar mantan kadis pertambangan dan energi kabupaten Bombana itu.

Pewarta : La Ode Abdul Rahman
Editor : Abdul Azis Senong
Copyright © ANTARA 2024