Kendari  (Antara News) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara Adi Nugroro mengatakan usaha peternakan sapi potong di daerah itu umumnya masih mengabaikan biaya pemeliharaan sehingga mengakibatkan rugi dari segi nilai produksi per ekor per tahun.

"Umumnya peternakan sapi potong masih mengabaikan biaya pemeliharaan, sebab hampir 80 npersen dari total jumlah sapi yang dimiliki masyaraka di Sultra tidak dikandangkan dan hidup secara berkeliaran," ujaranya di Kendari.

Hal tersebut disampaikan Adi, pada rangkaian hasil sensus pertanian 2013 (ST2013) yang dilakukan BPS Sultra selama tahun 2013.

Ia mengataakan, hasil sensus pertanian 2013 yang mencangkup beberapa subsektor tersebut meliputi penjelasan umum/metodologi, tanaman pangan (SPD dan SPW), hortikultura (SHR), perkebunan (SKB), peternakan (STU), perikanan (SBI dan SPI), kehutanan (SBK) dan rumah tangga kehutanan 2014 (SKH).

Menurut Adi, usaha peternakan sapi potong yang dinilai merugi karena proses pemeliharaannya secara alami, sehingga petani merugi akibat biaya produksi lebih besar



dibandingkan keuntungan yang diperoleh peternak.

Contohnya total biaya yang harus dikeluarkan untuk setiap ekor sapi mencapai Rp5,49 juta sementara nilai produksinya hanya mencapai Rp1,50 juta sehingga ada selisi `margin` sekitar Rp4 juta per ekor.

Sehingga dari total biaya produksi usaha sapi potong di rumah tangga untuk setiap ekor dalam setahun sebesar Rp4 juta sebagian besar biaya tersebut digunakan untuk pakan dan biaya pekerja masing-masing antara Rp2,3 juta/ekor/tahun Rp1,5juta/ekor/tahun.

Pada umumnya, sebagian kegiatyan pengushaaan ternak dilakukan sendiri oleh peternak, seperti mencari rumput dan pakan ternaknya tidak dibeli dan diambil pada kawasan hutan yang banyak ditumbuhi pakan ternak.

Selain kerugian yang dialami para usaha peternak sapi potong, juga ikut dialami bagi peternak unggas. kecuali bagi usaha peternakan kambing sedikit mengalami keuntungan bagi peternak karena ada sekitar 43 persen peternak kambing dalam satu usaha rumah tangga dilakukan dengan cara dikandangkan.

Pewarta : Antara
Editor : Abdul Azis Senong
Copyright © ANTARA 2024