Kendari  (Antara News) - Direktorat Reserse Narkoba Polda Sulawesi Tenggara Kombes Polisi.Ery Susanto,SH mengatakan kasus penyalagunaan dan penggna obat-obat terlarang, narkotikan dan psikotropika meningkat selama tahun 2014.

"Kalau pada tahun 2013 lalu tersangka kasus narkoba yang dijebloskan masuk penjara hanya 79 kasus, maka pada tahun 2014 (Januari hingga November) sudah mencapai 88 orang kasus," kata Ery saat memberi materi pada rangkaian rapat dan sosialisasi analisis dan evaluasi pelaksanaan Program P4GN di Sultra, yang di buka Wakil Gubernur Sultra, HM Saleh Lasata di Kendari, Kamis.

Menurut Ery Susanto Dirnakoba Polda Sultra dalam menangani kasus secara keseluruhan ada empat kategori meliputi pengangan kasus bahan-berbahaya, narkoba, narkotika dan psikotropika.

Khusus bahan-berbahaya selama 2014 kini mencapai 746 kasus atau sedikit menurun dibanding dengan kasus pada tahun 2013 yang mencapai 828 kasus. Namun kasus pengguna narkota justru mengalami kenaikan dari 119 kasus di tahun 2013 naik menjadi 145 kasus di tahun 2014 (Januari hingga November 2014).

Sementara kasus psikotropika, pada tahun 2014 baru satu kasus, bila dibanding dengan tahun 2013 yang mencapai 3 kasus, katanya menambahkan.

Ia mengatakan, kendala yang dilami Polda Sultra saat ini, selain terbatasnya personil dan sumber daya manusia yang ahli dibidang itu, juga disisi lain, tempat atau gedung untuk menampung sementara para tersangka sehingga menyulitkan dalam proses penanganan sebelum dilimpahkan ke pihak kejaksaan untuk proses selanjutnya.

"Gubernur Sultra sudah pernah menjanjikan untuk satu gedung isolasi bagi para tersangka yang terlibat dalam kasus narkoba maupun kasus psikotropika sebelum dilimpahkan ke proses penuntutan, namun hingga saat ini belum juga terealisasi," ujarnya.

Ia juga menambahkan, dari jumlah kasus narkoba yang ditanagni itu, sekitar 60-70 persen berada pada kelompok umur antara 15-45 tahun dengan klasifikasi pendidikan pada SMP dan SMU/SMK.

Ia berharap, agar kasus penyalagunaan obat berbahaha san narkotaka tidak bertambah maka perlu keterlibatna semua pihak, terutama peran orang tua, tokoh agama, tokoh masyarakat agar anak-anak itu mendapat perhatian khusus untuk menjauhi yang namanya obat-obat terlarang.

Kepala Badan Nasional Narkotika (BNN) Sultra, Drs H.La Ode Muhammad Yusuf mengatakan kegiatan sosiaalisasi program pencegahan, pemberantasan, penyalagunaan dan perdearan gerakan narkoba (P4GN) berlangsung selama dua hari dengan menghadirkan sejumlah pemateri antara lain dari Polda, Kesbangpol, tokoh agama dan instansi terkait lainnya.

Ia mengatakan, pesertanya ada sekitar 70 orang terdiri dari pejabat dari kabupaten dan kota se-Sultra diantaranya para wakil bupati dan kepala pimpian SKPD.

Pewarta : Antara
Editor : Abdul Azis Senong
Copyright © ANTARA 2024