Kendari  (Antara News) - Pemerintah Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), mengaku bahwa kampung mandiri energi merupakan program inovasi andalan pemerintah daerah itu.

"Ini satu-satunya pemukiman yang penerangannya dan kompornya menggunakan gas metan. Gas metan ini dihasilkan dari Tempat Pemrosesan Akhir Sampah Puuwatu," kata Sekretaris Daerah Kendari, Alamsyah Lotunani di Kendari, Sabtu.

Ia menjelaskan, sejak tahun 2013, pemerintah memulai membangun sebuah kawasan yang bernama kampung mandiri energi.

"Kami menyediakan sekitar 136 unit rumah untuk para pemulung yang tinggal di sekitar TPA Puwatu, program ini juga merupakan komitmen pemerintah kota menanggulangi kemiskinan," katanya.

Menurutnya, ide membuat kampung mandiri energi berawal dari upaya dinas kebersihan yang sukses memanfaatkan gas metan yang terdapat dalam tumpukan sampah di TPA Puwatu.

Dari upaya itu katanya, dinas kebersihan mencoba membagi hasil gas metan itu pada masyarakat, namun sayang pemukiman warga sangat jauh dari TPA.

"Ide itu kemudian ditindak lanjuti oleh Dinas Kebersihan Kota Kendari bersama sejumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kendari. Di antaranya, Dinas Sosial, Tata Kota dan Perumahan dan Dinas Kebersihan membangun kampung mandiri energi tersebut," katanya.

Di rumah tersebut, kata Alamsyah, dilengkapi dengan sejumlah fasilitas yang didukung dengan penggunaan gas metan, seperti kompor dan genset yang menggunakan gas metan.

"Dengan penyaluran gas metan kerumah warga, mereka bisa menghemat biaya untuk bahan bakar, selain itu listrik yang mereka gunakan juga berasal dari tenaga listrik yang berbahan bakar gas metan. Tenaga listrik ini untuk menyedot air yang menggunakan mesin pompa," katanya.

Pewarta : Suparman
Editor :
Copyright © ANTARA 2024