Kendari (Antara News) - Sekretaris Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sulawesi Tenggara, Suryatin mengatakan, pihaknya sedang mendata jumlah sawah petani di daerah itu yang terancam rusak akibat kemarau panjang.
       "Ada persawahan yang saat ini terancam kekeringan, terutama di Kendari, namun data pasti luas areal yang kekeringan masih kami hitung," kata Suryatin, menanggapi keluhan petani yang lahan sawahnya terancam kekeringan, di Kendari, Rabu.
       Menurut dia, seberapa besar dampak dari kekeringan tersebut bisa mengurangi jumlah produksi padi para petani di daerah ini belum bisa diprediksi
       Data di Dinas Pertanian Tanaman Pangan Sultra, produksi beras petani di sejumlah sentra produksi beras di Sultra tahun 2013 itu mencapai 562.000 ton.
       Ia menyebutkan, produksi beras tersebut berasal dari beberapa daerah yang menjadi sentra produksi beras di Sultra, antara lain Kabupaten Konawe, Konawe Selatan, Kolaka, Kolaka Utara, Bombana dan Kabupaten Konawe Utara.
       Sementara itu, salah seorang petani sawah di Rarowatu, Kabupaten Bombana, Zainuddin (45) mengatakan bahwa kemarau panjang yang terjadi saat ini telah menyebabkan padi di areal persawahannya kesulitan air. "Kalau hujan tidak segera turun, padi kami yang baru mulai berbulir bisa rusak," katanya.
       Menurut dia, tanaman padi di areal persawahan milik para petani di Rarowatu tercatat sekitar 100-an hektare. Namun akibat kemarau panjang yang terjadi akhir-akhir ini, tanaman padi di areal persawahan tersebut terancam rusak akibat kesulitan air.
       "Kami para petani berharap perintah bisa membantu mengatasi kesulitan air persawahan ini dengan cara membuat sumur pompa di tengah persawahan," katanya.

Pewarta : Oleh: Agus
Editor :
Copyright © ANTARA 2024