Gorontalo  (Antara News) - Abdul Wahab Talamati, warga Desa Tulabolo, Kabupaten Bone Bolango, tercatat sebagai kader konservasi alam di daerahnya, khusus pelestarian lingkungan dan habitat satwa yang ditekuni sejak tahun 2001.

         Dalam kesehariannya, selain harus mencari nafkah sebagai petani dirinya selalu disibukkan dengan upaya penyadaran masyarakat terkait pentingnya menjaga lingkungan, ataupun melestarikan habitat satwa.

         Diakuinya, semua pekerjaan dilakukan dengan ikhlas tanpa pamrih dan hanya bermodalkan tekad serta kepedulian kepada lingkungan sekitarnya, terutama di wilayah Desa Tulabolo.

         "Daerah saya ini terletak di bantaran sungai, dan sangat beresiko terkena bencana jika lingkungan sudah rusak," kata Wahab.

         Keinginan untuk melestarikan maleo pun dilakukan dengan tidak mengharapkan apa-apa dari pihak manapun, sebab menurut dia salah satu burung endemik Gorontalo tersebut sudah diambang kepunahan.

         Burung maleo, lanjut Wahab merupakan salah satu kebanggaan masyarakat Gorontalo, bahkan sudah menjadi simbol daerah maka tidak ada alasan untuk membiarkan satwa itu punah.

         "Jika bukan kita yang melestarikan maka kepada siapa lagi kita berharap," ujar Wahab.

         Berkat upaya yang dilakukan Wahab, akhirnya pada Tahun 2011 dirinya mendapat undangan ke Istana Negara, di Jakarta.

         Serta berkesempatan ke Cibubur sebagai penyuluh swadaya masyarakat di bidang kehutanan dan mendapatkan penghargaan dari Menteri Kehutanan Republik Indonesia saat itu, Zulkifli Hasan.

         Wahab berharap, usaha yang dilakukannya bisa diikuti oleh semua masyarakat Provinsi Gorontalo, terutama para generasi muda khusus untuk pelestarian lingkungan beserta isinya.

Pewarta : Wahiyudin Mamonto
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024