Kendari  (Antara News) - Anggota DPRD Kota Kendari, Sulawesi Tenggara mengharapkan pihak karantina hewan untuk lebih aktif mengawasi dan memperketat pengawasan jual beli hewan yang akan dikurbankan menyambut hari raya Idul Adha 1435 Hijriah,

"Kalau perlu, semua hewan khususnya sapi dan kambing yang masuk dalam pasaran kota Kendari harus melalui pengawasan karantina hewan," ujar anggota DPRD Kendari, La Ode Ashar di Kendari, Senin.

Ia mengatak, walaupun selama ini belum ada temuan hewan kurban yang dicurigai membawa penyakit pada hewan tersebut, tetapi pengawasan kesehatan hewan itu wajib untuk dilakukan.

Politisi Partai Golkar itu mengatakan, kebutuhan hewan dalam Idul Kurban tahun ini tentu lebih banyak dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga semua pihak khususnya instansi teknis juga harus lebih ketat untuk melakukan pengawasan sebelum hewan tersebut masuk di rumah potong hewan (RPH).

"Jadi semua hewan yang dijual baik melalui pedagang lokal maupun antar pulau sudah menjalani pemeriksaan dan dinyatakan tidak berpenyakit terutama antraks," ujarnya.

Pamantauan pada sejumlah petani peternak dan penggemukkan hewan kurban di Konawe selatan, harga hewan kurban (sapi) sudah ramai diperbincangkan baik di kalangan konsumen maupun pedagang.

Untuk sapi dengan usia 2,5 tahun ke atas kini harganya di atas Rp8 juta hingga Rp10.000 juta per ekor tergantung dari besar dan berat badan sapi tersebut.

Sementara kambing kurban usia 2 tahun harganya antara Rp1,7 juta hingga Rp1,8 juta per ekor tergantung dari besar kecilnya.

Pasaran harga hewan kurban tersebut juga bervariasi harganya tergantung dari jarak dan asal hewan itu didatangkan, serta jenis pakan yang diberikan dari peternak tersebut

Pewarta : Azis Senong
Editor : Sarjono
Copyright © ANTARA 2024