Kendari  (Antara News) - Kota Kendari ibukota provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) di bulan Agustus 2014 mengalami deflasi 0,11 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik Sultra, Adi Nugroho di Kendari, Senin mengatakan dari 82 kota yang menghitung indek harga konsumen (IHK), 66 kota kota tercatat mengalami  inflasi dan 16 kota termasuk Kota Kendari tercatat deflasi.

"Deflasi terbesar terjadi di Kota Ternate, Maluku Utara sebesar 1,02 persen sementara inflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjung Pandan 1,98 persen dan Sorong 1,92 persen sementara infklasi terendah di Kota Banjarmasin 0,02 persen," ujaranya.

Menurut Adi, andil penyumbang inflasi tertinggi di Sultra datang dari kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar yang mencapai 0,55 persen, menyusul kelompok pengeluaran sektor pendidikan, rekreasi dan olahraaga sebesar 0,24 persen, transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,036 persen dan kelompok kesehatan 0,01 persen.

Sedangkan penyumbang deflasi terjadi pada kelompok pengeluaran bahan makanan 1,06 persen, makanan jadi-minuman- rokok dan tembakau 0,01 persen, dan sandang 0,61 persen.

Sementara komoditas penyumbang deflasi, lanjut Adi Nugroho, ada 10 komoditi yakni baju muslim (0,0561) persen, cabe merah (0,0437) persen, kacang panjang, sawi hijau, bawang merah, jantung pisang, bayam, kangkung dan ikan layang yang rata-rata 0,0257 persen.

Komoditas penyumbang inflasi tertinggi diantaranya adalah tarif listrik 0,1414 persen, ikan keembung 0,0506 persen, angkutan udara 0,0469 persen, cakalang 0,0256 persen dan celana panjang (jeans) 0,0170 persen.

Selain itu, komoditas yang mengalami perubahan harga negatif maupun positif terjadi pada pakaian baju muslim tertinggi 25,7 persen, sawi hijau, pepaya, pisang, wortel, celana panjang, kemeja panjang dan jantung pisan yang mencapai deflasi terendah 13,9 persen.

Pewarta : Antara
Editor : Abdul Azis Senong
Copyright © ANTARA 2024