Andoolo  (Antara News) - Bupati Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Imran mengisyaratkan tidak ada putra mahkota yang digadang-gadang di arena Pemililhan Umum Kepala Daerah periode 2015-2020.

"Silahkan sosialisasikan diri di tengah masyarakat. Siapa yang yakin mendapat penerimaan tertinggi terbuka peluang untuk memimpin Konawe Selatan lima tahun ke depan," kata Bupati Imran di Andoolo, Jumat.

Menurut bupati dua periode tersebut bahwa mencalon diri atau dicalon untuk mengikuti kompetisi politik adalah hak setiap warga negara.

Namun seseorang yang bertarung dalam kancah pilkada selalu berharap menjadi pemenang sehingga diperlukan kecermatan untuk mengambil keputusan maju atau tidak.

"Secara pribadi tidak ada niat untuk merintangi cita-cita setiap orang untuk menjadi bupati atau wakil bupati tetapi mengambil keputusan harus matang," kata Imran.

Figur-figur yang dekat dengan bupati dua periode itu yang disebut-sebut calon putra mahkota adalah DR Arsalim Arifin (kepala Bappeda), Aswan (kepala BKD), Rustam Silondae (pelaksana Sekab), termasuk putra kandungnya Wahyu Ade Pratama.

Isyarat itulah yang tidak membuat Kepala Bappeda Konawe Selatan DR Arsalim Arifin surut untuk maju di Pilkada Konsel 2015 mendatang, bahkan akan lebih baik jika Bupati saat ini memberikan keleluasaan bagi kadernya untuk bertarung di Pemilukada yang akan ditabuh dalam waktu dekat.

"Saya sepakat dengan pak Bupati Konawe Selatan yang tidak menelorkan putra Mahkota. Dengan itu, akan kami bertarung bebas dalam rangka memenangkan Pemilu. Insyah allah tanpa Putra Mahkota maju di Pilkada Konsel akan lebih baik dan kita tertantang untuk maju terus," kata Arsalim Arifin.

Menurutnya, maju sebagai calon Bupati telah dipikirkan secara matang, program, visi dan Misi serta syarat-syarat lainnya sudah diperhitungkan, termasuk Partai-partai Politik yang akan digunakan sebagai kendaraannya menuju singgasana Konsel-1 sudah rancangnya.

"Berbekal pengalaman sebagai Kepala Bappeda, tentunya perencanaan apa yang akan "dijual" untuk membangun Konawe Selatan ini sudah disiapkan, bahkan tim-tim kecil, tim keluarga sudah mulai bekerja," katanya.

Peraih Cumlaude Universitas Padjajaran Program S-3 itu mengaku, kesiapannya maju di bursa Pilkada Konsel. Status sebagai PNS juga siap ditanggallkan, jika itu yang dipersyaratkan.

"Kalau mau berpikir untuk diri saya sendiri, bisa memilih karir di PNS. Tetapi saya berpikir bagaimana membangun Konawe Selatan ini lebih baik dalam rangka mensejahterakan masyarakat Konawe Selatan,"tandasnya.

Sementara itu Kepala BKD Konsel Aswan yang juga digadang-gadang akan muncul sebagai putra mahkota, bersepakat dengan Kepala Bappeda Arsalim untuk maju di bursa pencalonan pasca Imran.

"Inyah Allah kalau elektabilitas terus membaik, kenapa tidak, apalagi kalau sudah ada partai yang akan digunakan sebagai kendaraan politik," kata Aswan.

Namun demikian, sebagai staf bupati, tentunya akan tetap menunggu perintah Bupati Konawe Selatan Imran. Jika Bupati memberikan signal, apakah sebagai putra mahkota atau tidak dirinya akan maju.

"Nanti kita lihat perkembangan kedepannya. Kalau soal status PNS, sudah siap ditanggalkan jika maju di Pemilukada Konawe Selatan," katanya.

Pewarta : Oleh Sarjono
Editor :
Copyright © ANTARA 2024