Andoolo (Antara News) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Konawe Selatan menegaskan peninjauan kembali besaran iuran komite sekolah SMA 6 Konawe Selatan.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Wallam di Andoolo, Rabu, mengatakan komite sekolah dibolehkan memungut iuran atas dukungan siswa maupun orang tua siswa.
Pertemuan antara Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Wallam dengan Kepala SMA 6 Sitti Umirati disepakati, uang komite sebesar Rp960 ribu per tahun akan diturunkan, minimal sama dengan biaya komite tahun sebelumnya, yakni Rp500 ribu.
Namun keputusan tersebut akan dibahas bersama dengan pengurus Komite sekolah yang diketua Zainal Silondae.
"Saya sudah panggil kepala sekolahnya untuk meminta klarifikasi tentang biaya komite yang akan dibayar oleh setiap siswa yang tidak wajar tersebut," kata Wallam.
Kepala sekolah sudah merinci kebutuhan dan anggaran mengingat di SMA 6 tidak ada dana BOS yang akan diperuntukkan untuk membayar honor GTT.
Menurut Wallam untuk mengurangi biaya uang komite untuk setiap siswa per penanggung tersebut, jalan satu-satunya adalah mengurangi GTT yang dianggap terlalu banyak yakni 15 orang.
"Jadi solusinya seperti itu mengurangi GTT agar beban yang yang akan dibayarkan honornya berkurang. Selain itu guru PNS yang diberikan akan ditambah, sehingga jam pelajaran tidak berkurang," katanya.
Untuk diketahui anggaran komite yang diajukan oleh pihak sekolah kepada pengurus dengan rinciannya adalah honor GTT 465 jam pelajaran per minggu dikali 11 bulan Rp245.400.000.
Honor staf TU Tidak Tetap 12 bulan kali 4 Rp 43.200 000, Honor Wali Kelas 16 kali 12 Rp 2.880 000, Honor Piket 33 Guru Kali 11 Rp 2.722 500 000, layanan kebersihan dua kali 12 Rp 21.600 000.
Selain itu ada juga honor bendahara untuk dua semester Rp 600 000, biaya Konsumsi Rapat Komite dua kali setahun Rp 1.500 000 dan biaya penyusunan laporan Rp 300 000.
"Inilah rincian yang diberikan oleh pihak sekolah kepada komite yakni jumlah penanggung 375 siswa," kata Sekretaris komite SMA N 6 Konsel Abusran Tokase.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Wallam di Andoolo, Rabu, mengatakan komite sekolah dibolehkan memungut iuran atas dukungan siswa maupun orang tua siswa.
Pertemuan antara Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Wallam dengan Kepala SMA 6 Sitti Umirati disepakati, uang komite sebesar Rp960 ribu per tahun akan diturunkan, minimal sama dengan biaya komite tahun sebelumnya, yakni Rp500 ribu.
Namun keputusan tersebut akan dibahas bersama dengan pengurus Komite sekolah yang diketua Zainal Silondae.
"Saya sudah panggil kepala sekolahnya untuk meminta klarifikasi tentang biaya komite yang akan dibayar oleh setiap siswa yang tidak wajar tersebut," kata Wallam.
Kepala sekolah sudah merinci kebutuhan dan anggaran mengingat di SMA 6 tidak ada dana BOS yang akan diperuntukkan untuk membayar honor GTT.
Menurut Wallam untuk mengurangi biaya uang komite untuk setiap siswa per penanggung tersebut, jalan satu-satunya adalah mengurangi GTT yang dianggap terlalu banyak yakni 15 orang.
"Jadi solusinya seperti itu mengurangi GTT agar beban yang yang akan dibayarkan honornya berkurang. Selain itu guru PNS yang diberikan akan ditambah, sehingga jam pelajaran tidak berkurang," katanya.
Untuk diketahui anggaran komite yang diajukan oleh pihak sekolah kepada pengurus dengan rinciannya adalah honor GTT 465 jam pelajaran per minggu dikali 11 bulan Rp245.400.000.
Honor staf TU Tidak Tetap 12 bulan kali 4 Rp 43.200 000, Honor Wali Kelas 16 kali 12 Rp 2.880 000, Honor Piket 33 Guru Kali 11 Rp 2.722 500 000, layanan kebersihan dua kali 12 Rp 21.600 000.
Selain itu ada juga honor bendahara untuk dua semester Rp 600 000, biaya Konsumsi Rapat Komite dua kali setahun Rp 1.500 000 dan biaya penyusunan laporan Rp 300 000.
"Inilah rincian yang diberikan oleh pihak sekolah kepada komite yakni jumlah penanggung 375 siswa," kata Sekretaris komite SMA N 6 Konsel Abusran Tokase.