Makassar (Antara News) - Dirjen Eropa Timur Kementerian Luar Negeri Umar Hadi mengatakan, nilai investasi Swiss di Indonesia pada 2013 mencapai 150 juta dolar Amerika Serikat.

         "Hubungan diplomatik antara dua negara telah terjalin selama 60 tahun dan memperlihatkan hubungan signifikan dari sisi ekonomi, hal itu dapat dilihat dari nilai investasi 2013," kata Umar pada pembukaan Kantor Konsul Swiss wilayah Sulawesi dan Maluku di Makassar, Senin.

        Menyikapi hal tersebut, lanjut dia, dengan adanya kantor konsulat Swiss di Makassar, diharapkan hubungan makin erat dan pengusaha di wilayah Kawasan Timur Indonesia (KTI) dapat memanfaatkan peluang ekonomi itu.

        Dia mengatakan, selain dari sisi investasi yang cukup menggembirakan, juga dari sisi perdagangan pada periode 2013 tercatat sebanyak 800 juta dolar AS.

        "Hanya saja nilai itu masih jauh dibawah negara tetangga kita Malaysia yang mencapai 1,2 miliar dolar AS dan Thailand 2,5 miliar dolar AS," katanya.

        Sementara itu, Dubes Swiss untuk Indonesia Heinz Walker-Nederkoorn mengatakan, alasannya membuka kantor konsulat di Makassar setelah Bali, karena posisi Makassar sebagai gerbang KTI, juga memliki potensi produksi kakao yang cukup menjanjikan dan menjadi penyumbang terbesar ekspor kakao di Indonesia.

        Khusus hubungan kerja sama di bidang perdagangan di Sulawesi, lanjut dia, perusahaan swasta Swiss telah membangun pabrik pengolah kakao di Makassar.

        "Juga memiliki mitra 11 kabupaten dalam pengembangan produksi kakao dan memberdayakan petani kakao yang berjumlah sekitar 33 ribu orang," katanya.

        Hal itu dibenarkan Gubernur Sulsel H Syahrul Yasin Limpo pada kesempatan yang sama.

        Dia mengatakan, rata-rata produksi kakao Sulsel mencapai 330 ribu ton per tahun dengan menjadi penyumbang terbesar untuk ekspor kakao nasional.

        "Saat ini kami telah mengembangkan 19 juta pohon tanaman kakao dan hasilnya ke depan dapat mencapai sekitar Rp11 triliun," katanya.

Pewarta : Oleh Suriani Mappong
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024