Kupang (Antara News) - TNI unsur Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-Timor Leste, yakni Batalyon Infanteri 742/Satya Wira Yudha (SWY), menggelar patroli bersama di perbatasan dengan Polisi Penjaga Batas Timor Leste untuk menjaga keamanan bersama batas kedua negara.

         "Itu langkah yang kita lakukan saat ini, selain melakukan sejumlah kegiatan komunikasi 'border meeting' dengan pihak satuan pengamanan Timor Leste," kata Komandan Satgas Pamtas RI-Timor Leste dari Batalyon Infanteri 742/SWY Letkol Inf Fransiskus Ari Susetio ketika dihubungi dari Kupang, Selasa.

         Letkol Fransiskus mengemukakan hal itu menjawab kiat dan strategi TNI unsur Satgas Pamtas RI-Timor Leste dan menjaga kondisi keamanan dan keutuhan NKRI di batas negara RI-Timor Leste di Nusa Tenggara Tenggara Timur.

         Menurut Letkol Fransiskus, secara faktual, kondisi keamanan di batas dua negara yang masih terikat satu rumpun kekerabatan itu, masih sangat aman dan terkendali, sehingga masing-masing warga bisa melakukan sejumlah aktivitas kehidupan di segala bidang secara aman dan damai.

         Kondisi itu, kata dia, karena kerja sama yang dibangun di antara sesama prajurit perbatasan dua negara, dengan sejumlah komunikasi yang sepadan, sehingga menghindari sejumlah persoalan yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban dua negara.

         "Jika ada persoalan, jalur komunikasi terbuka yang dipakai antarpihak keamanan batas negara," katanya.

         Selain itu, setiap warga di masing-masing batas negara diberi pemahaman dan pengetahuan untuk juga terlibat menjaga kondisi wilayah batas masing-masing, sehingga tidak memicu kondisi yang bisa mengacaukan hubungan kerja sama, kekerabatan dari dua warga yang masih berasal dari turunan yang sama dan sedarah itu.

         Untuk di wilayah Kabupaten Belu, Timor Tengah Utara (TTU), Kabupaten Kupang serta Malaka, TNI Yonif 742/SWY, juga melakukan sejumlah kegiatan sosial sebagai bagian dari membangun kemitraan dan kemanunggalan bersama rakyat untuk kepentingan kemajuan, kesejahteraan dan kedamaian.

         Menurut Letkol Fransiskus, ada lima kegiatan besar yang dilakukan di tengah masyarakat, untuk membangun kesejahteraan, serta nasionalisme kebangsaan warga perbatasan, yaitu kegiatan dalam bidang pendidikan, kesehatan, cinta Pancasila, kewirausahaan, dan Wira Yudha berbagi.

         "Semua kegiatan itu sedang dilakukan dengan pelibatan masyarakat secara utuh, untuk membangun ekonomi dan solidaritas nasionalisme yang paripurna," katanya.

         Untuk pelaksanaan tugas pengamanan dan penjaga batas negara, Satgas Pamtas RI-Timor Leste dari Yonif 742/SWY juga membutuhkan keterlibatan masyarakat dengan terus menggagas dan meningkatkan kemanunggalannya, agar bisa terwujud.

         "Bersama masyarakat, TNI kuat. Semangat itulah yang membuat kemanunggalan kami di perbatasan semakin tinggi," kata Letkol Fransiskus.

         Dia menegaskan upaya untuk tetap mempertahankan keutuhan wilayah NKRI tidak hanya menjadi tugas TNI semata, tetapi juga oleh rakyat yang berada di wilayah tapal batas.

         "Karena itu, manunggal TNI-Rakyat adalah harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar. Tanpa rakyat, TNI tidak akan bisa berbuat apa-apa," ujarnya.

         Rasa nasionalisme masyarakat di daerah perbatasan, kata Letkol Fransiskus, harus tetap terjaga dan terpelihara agar bisa bersama-sama TNI melakukan tugas negara dalam menjaga keutuhan wilayah NKRI dari gangguan musuh.

         "Karena itulah, kami (TNI) terus melakukan kegatan sosial kemasyarakatan agar kemanunggalan prajurit dengan masyarakat tetap terjaga dan terus dipupuk demi tetap tegaknya NKRI," kata Fransiskus.

Pewarta : Oleh Yohanes Adrianus
Editor :
Copyright © ANTARA 2024