Makassar (Antara News) - Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin pada kegiatan temu wicara yang dilaksanakan Polda Sulsel meminta peran serta masyarakat dalam memerangi aksi kekerasan geng motor di Makassar.
"Selama dua tahun ini, sejumlah upaya-upaya komunikatif dan preventif dilakukan dan mencarikannya solusi untuk menyalurkan minat dan bakat para pemuda itu, namun itu semua sia-sia karena semakin meningkat aksi kekerasannya itu," jelasnya di Makassar, Rabu.
Dia mengatakan, langkah yang ditempuh oleh Polrestabes Makassar dengan melakukan pemetaan aksi kekerasan yang sering dilakukan oleh kawanan geng motor ini dinilainya cukup untuk memberikan ketenangan pada masyarakat.
Dengan dukungan penuh dari Brimob Polda Sulsel serta Kodam VII/Wirabuana yang melakukan patroli serta penyiagaan personel bersama dibeberapa titik rawan di Makassar itu cukup untuk mempersempit ruang gerak mereka.
"Saya sangat mengapresiasi dengan langkah yang ditempuh oleh Pak Kapolrestabes Makassar yang baru saja dilantik Kombes Pol Fery Abraham yang melibatkan TNI dalam patroli bersama dan menyebar personelnya disetiap sudut kota Makassar pada malah hari hingga pagi," katanya.
Menurut dia, kekerasan geng motor yang sudah mulai menyerang dan menganiaya warga, pengendara serta menyerang rumah, mini market, rumah sakit dan fasilitas umum lainnya sudah bukan lagi hal sepele.
Aksi kekerasan yang dilakukan dengan konvoi dan membawa bebas anak panah, ketapel, senjata tajam (Sajam) berupa parang, samurai, bom molotov dan lainnya kemudian menyerang warga itu merupakan kejahatan serius.
Apalagi aksi yang dilakukan oleh mayoritas remaja atau dibawah umur itu sudah merenggut banyak nyawa selama 2014 ini atau meningkat tajam dari tahun 2013 sesuai laporan dari kepolisian.
"Sudah darurat dan meresahkan karena korban jiwa yang ditimbulkan bukan lagi sedikit melainkan banyak. Yang luka-luka lebih banyak, yang meninggal juga sangat banyak dan ini sudah bukan lagi uji nyali tapi sudah beringas dan harus ditindak supaya ketenangan masyarakat kembali," terangnya.
Sementara itu, Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Pol Burhanuddin Andi mengakui jika geng motor merupakan musuh bersama, namun dirinya tetap menganggap jika anak-anak yang terlibat kekerasan itu hendaknya diberikan kesempatan untuk memperbaiki diri.
Gagasan yang disampaikan sebagian masyarakat dan akademisi di Makassar itu menjadi bahan pertimbangan untuk dijadikan sebagai acuan dalam penanganan geng motor yang masih berusia belia.
"Ada beberapa penekanan yang bisa kita pertimbangkan dan ini seharusnya dirumuskan supaya tidak lagi banyak bibit generasi muda yang melampiaskan rasa penasarannya dengan menabrak aturan-aturan yang ada," jelasanya.
Mantan Kapolwiltabes Makassar itu mengakui jika permasalahan geng motor sudah semakin meresahkan masyarakat Makassar selama hampir dua tahun ini dan intensitas kekerasan itu meningkat di tahun 2014.
Makanya, dirinya tetap memerintahkan jajarannya untuk tetap mengikuti semua aturan-aturan yang berlaku dan bagi para remaja yang terbukti melakukan tindak pidana kekerasan agar tetap ditindaki sesuai aturan yang berlaku.
"Saya perintahkan kepada semua jajaran untuk tetap mengikuti aturan yang ada dan jika ada anak-anak geng motor yang melakukan pelanggaran pidana, maka harus diproses sesuai dengan aturan yang ada," ujarnya.
Selain itu, mantan Kapolda Bengkulu itu telah memerintahkan kepada semua jajarannya untuk terus melakukan oprasi penyakit masyarakat (Pekat) termasuk patroli keliling selama 24 jam untuk mengantisipasi dan mengurangi tingkat kejahatan jalanan.
"Selama dua tahun ini, sejumlah upaya-upaya komunikatif dan preventif dilakukan dan mencarikannya solusi untuk menyalurkan minat dan bakat para pemuda itu, namun itu semua sia-sia karena semakin meningkat aksi kekerasannya itu," jelasnya di Makassar, Rabu.
Dia mengatakan, langkah yang ditempuh oleh Polrestabes Makassar dengan melakukan pemetaan aksi kekerasan yang sering dilakukan oleh kawanan geng motor ini dinilainya cukup untuk memberikan ketenangan pada masyarakat.
Dengan dukungan penuh dari Brimob Polda Sulsel serta Kodam VII/Wirabuana yang melakukan patroli serta penyiagaan personel bersama dibeberapa titik rawan di Makassar itu cukup untuk mempersempit ruang gerak mereka.
"Saya sangat mengapresiasi dengan langkah yang ditempuh oleh Pak Kapolrestabes Makassar yang baru saja dilantik Kombes Pol Fery Abraham yang melibatkan TNI dalam patroli bersama dan menyebar personelnya disetiap sudut kota Makassar pada malah hari hingga pagi," katanya.
Menurut dia, kekerasan geng motor yang sudah mulai menyerang dan menganiaya warga, pengendara serta menyerang rumah, mini market, rumah sakit dan fasilitas umum lainnya sudah bukan lagi hal sepele.
Aksi kekerasan yang dilakukan dengan konvoi dan membawa bebas anak panah, ketapel, senjata tajam (Sajam) berupa parang, samurai, bom molotov dan lainnya kemudian menyerang warga itu merupakan kejahatan serius.
Apalagi aksi yang dilakukan oleh mayoritas remaja atau dibawah umur itu sudah merenggut banyak nyawa selama 2014 ini atau meningkat tajam dari tahun 2013 sesuai laporan dari kepolisian.
"Sudah darurat dan meresahkan karena korban jiwa yang ditimbulkan bukan lagi sedikit melainkan banyak. Yang luka-luka lebih banyak, yang meninggal juga sangat banyak dan ini sudah bukan lagi uji nyali tapi sudah beringas dan harus ditindak supaya ketenangan masyarakat kembali," terangnya.
Sementara itu, Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Pol Burhanuddin Andi mengakui jika geng motor merupakan musuh bersama, namun dirinya tetap menganggap jika anak-anak yang terlibat kekerasan itu hendaknya diberikan kesempatan untuk memperbaiki diri.
Gagasan yang disampaikan sebagian masyarakat dan akademisi di Makassar itu menjadi bahan pertimbangan untuk dijadikan sebagai acuan dalam penanganan geng motor yang masih berusia belia.
"Ada beberapa penekanan yang bisa kita pertimbangkan dan ini seharusnya dirumuskan supaya tidak lagi banyak bibit generasi muda yang melampiaskan rasa penasarannya dengan menabrak aturan-aturan yang ada," jelasanya.
Mantan Kapolwiltabes Makassar itu mengakui jika permasalahan geng motor sudah semakin meresahkan masyarakat Makassar selama hampir dua tahun ini dan intensitas kekerasan itu meningkat di tahun 2014.
Makanya, dirinya tetap memerintahkan jajarannya untuk tetap mengikuti semua aturan-aturan yang berlaku dan bagi para remaja yang terbukti melakukan tindak pidana kekerasan agar tetap ditindaki sesuai aturan yang berlaku.
"Saya perintahkan kepada semua jajaran untuk tetap mengikuti aturan yang ada dan jika ada anak-anak geng motor yang melakukan pelanggaran pidana, maka harus diproses sesuai dengan aturan yang ada," ujarnya.
Selain itu, mantan Kapolda Bengkulu itu telah memerintahkan kepada semua jajarannya untuk terus melakukan oprasi penyakit masyarakat (Pekat) termasuk patroli keliling selama 24 jam untuk mengantisipasi dan mengurangi tingkat kejahatan jalanan.