Palu,  (Antara News) - Kapolres Buol AKBP Ferdinand Maksi Pasule menyatakan tidak ada korban meninggal dunia saat terjadi kericuhan di wilayahnya Sabtu malam.

        Saat dihubungi dari Palu, Kapolres mengatakan korban terkena peluru karet dan telah mendapat perawatan.

        Dia mengatakan kericuhan itu dipicu oleh kekalahan tim sepak bola Persbul Buol saat melawan tim dari Banyuwangi dengan skor 1-2, beberapa jam sebelumnya.

        Akibat kekalahan itu, sebagian pendukung Persbul Buol meluapkan kekecewaannya dengan melempari dan merusak sejumlah barang di sekitar stadion.

        Polisi kemudian mencoba menenangkan warga dan memberikan sejumlah tembakan peringatan namun tidak digubris warga.

        Saat ini Markas Polsek Biau dikepung ratusan warga karena mendapat kabar rekannya tertembak polisi.

        Kapolres Ferdinand yang saat ini berada di lokasi kejadian mengatakan sejumlah warga melempari Polsek Biau dengan batu dan bom molotov.

        "Kita hanya mencoba bertahan, dan meminta anggota tidak terpancing emosi," katanya.

        Sejumlah polisi dilaporkan mengalami luka karena terkena lemparan batu.

        Di Mapolsek Biau sendiri terdapat asrama Polri yang ditempati sekitar 20 kepala keluarga.

        Dia mengatakan sejumlah wanita dan anak-anak mengalami ketakutan karena massa yang beringas.

        Saat ini sejumlah tokoh masyarakat dan Bupati Buol Amiruddin Rauf juga berusaha menenangkan warga agar tidak terpancing emosi.

        Kapolres Ferdinad juga telah melaporkan kejadian itu ke Kapolda Sulawesi Tengah.

        "Kita minta bantuan dari Polres terdekat untuk mengendalikan massa," katanya.

        Pada 2010, kerusuhan juga melanda Kabupaten Buol saat terjadi bentrok antara warga dan polisi. Dalam kejadian itu tujuh orang tewas tertembak polisi dan puluhan lainnya luka-luka termasuk aparat keamanan.

    


Pewarta : Riski Maruto
Editor :
Copyright © ANTARA 2024