Manado (Antara News) - Wakil Gubernur Sulawesi Utara Djouhari Kansil mengatakan dibukanya pelayaran peti kemas internasional langsung dari Pelabuhan Bitung-Tanjung Pelepas Malaysia, akan memberikan banyak keuntungan bagi kalangan dunia usaha di Sulut.
Hal itu dikatakan Wagub Djouhari Kansil ketika menghadiri launching pelayaran perdana pelayaran tersebut oleh maskapai pelayaran Maersk Line dengan kapal MV Vega Viyen dari Pelabuhan Bitung menuju Pelabuhan Tanjung Pelepas Malaysia di Pelabuhan Peti Kemas Bitung (14/4), kata Kabag Humas Pemporv Sulut,Jemmy Kumendong, di Manado, Selasa.
Pada kesempatan itu, kata Kumendong, Wagub mengatakan beberapa hal menjadi keuntungan bagi kalangan dunia usaha sulut, antara lain tersedianya layanan pelayaran langsung kapal peti kemas internasional di Indonesia timur, waktu pelayaran dari Pelabuhan Bitung ke negara tujuan menjadi lebih singkat.
Dunia usaha di Sulut tidak perlu lagi melakukan ekspor dari Pelabuhan Tanjung priok atau Pelabuhan Tanjung Perak, dapat mengurangi biaya logistik yang ditimbulkan dari biaya transportasi feeder lokal dan lain-lain, resiko rusaknya barang ekspor akibat harus re-stuffing menjadi berkurang, serta menjadi pusat kegiatan ekspor di wilayah Indonesia timur.
Menurut Wagub Kansil, sejak 2008 komoditas ekspor Sulut sudah menembus 77 negara tujuan dengan jumlah jenis komoditi mencapai 71 jenis mata dagang. Namun kegiatan ekspor saat itu masih melalui Pelabuhan Tanjung Priok dan Pelabuhan Tanjung Perak.
Karena itu dengan adanya pelayaran peti kemas langsung dari Bitung bisa dipastikan investor dari wilayah Papua, Maluku dan Sulawesi yang dulunya mengekspor melalui Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak akan tertarik untuk beralih ke Pelabuhan Bitung, karena dari segi waktu dan biaya akan lebih menguntugkan, kata Wagub dikutip Kumendong.
Menurut Kumendong peresmian pelayaran peti kemas itu dilakukan Dirjen Perhubungan Laut Kapten Bobby R Mamahit dan hadir Presdir Maersk Line Mr Jacob Sorensen, Wakil Wali Kota Bitung Max Milian Lomban, Asisten I Pemprov Sulut Edwin Silangen SE MSi, Kadis Perindag Sulut Ir Olvie Ateng MSi dan Kadis Perkebunan Sulut Ir Jenny Karouw MSi.
Hal itu dikatakan Wagub Djouhari Kansil ketika menghadiri launching pelayaran perdana pelayaran tersebut oleh maskapai pelayaran Maersk Line dengan kapal MV Vega Viyen dari Pelabuhan Bitung menuju Pelabuhan Tanjung Pelepas Malaysia di Pelabuhan Peti Kemas Bitung (14/4), kata Kabag Humas Pemporv Sulut,Jemmy Kumendong, di Manado, Selasa.
Pada kesempatan itu, kata Kumendong, Wagub mengatakan beberapa hal menjadi keuntungan bagi kalangan dunia usaha sulut, antara lain tersedianya layanan pelayaran langsung kapal peti kemas internasional di Indonesia timur, waktu pelayaran dari Pelabuhan Bitung ke negara tujuan menjadi lebih singkat.
Dunia usaha di Sulut tidak perlu lagi melakukan ekspor dari Pelabuhan Tanjung priok atau Pelabuhan Tanjung Perak, dapat mengurangi biaya logistik yang ditimbulkan dari biaya transportasi feeder lokal dan lain-lain, resiko rusaknya barang ekspor akibat harus re-stuffing menjadi berkurang, serta menjadi pusat kegiatan ekspor di wilayah Indonesia timur.
Menurut Wagub Kansil, sejak 2008 komoditas ekspor Sulut sudah menembus 77 negara tujuan dengan jumlah jenis komoditi mencapai 71 jenis mata dagang. Namun kegiatan ekspor saat itu masih melalui Pelabuhan Tanjung Priok dan Pelabuhan Tanjung Perak.
Karena itu dengan adanya pelayaran peti kemas langsung dari Bitung bisa dipastikan investor dari wilayah Papua, Maluku dan Sulawesi yang dulunya mengekspor melalui Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak akan tertarik untuk beralih ke Pelabuhan Bitung, karena dari segi waktu dan biaya akan lebih menguntugkan, kata Wagub dikutip Kumendong.
Menurut Kumendong peresmian pelayaran peti kemas itu dilakukan Dirjen Perhubungan Laut Kapten Bobby R Mamahit dan hadir Presdir Maersk Line Mr Jacob Sorensen, Wakil Wali Kota Bitung Max Milian Lomban, Asisten I Pemprov Sulut Edwin Silangen SE MSi, Kadis Perindag Sulut Ir Olvie Ateng MSi dan Kadis Perkebunan Sulut Ir Jenny Karouw MSi.