Jakarta (Antara News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak menguat sebesar 36 poin menjadi Rp11.630 dibanding sebelumnya Rp11.666 per dolar AS.
"Pengaruh cuaca yang kurang baik di AS mengganggu perbaikan ekonominya, sehingga pelaku pasar merespon negatif terhadap dolar AS dan menaikan mata uang kawasan Asia, termasuk rupiah," kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada di Jakarta, Jumat.
Ia menambahkan data produk domestik bruto (PDB) AS juga diperkirakan melambat seiring dengan kondisi cuaca yang kurang baik sehingga sentimen pelemahan dolar AS diperkirakan berlanjut.
Ia mengatakan sentimen pengurangan stimulus the Fed untuk kembali mengurangi pembelian obligasi setiap bulannya juga cenderung sudah diantisipasi pasar. "Meski demikian, laju rupiah cenderung mulai terbatas menyusul sikap pelaku pasar uang yang hati-hati," katanya.
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra menambahkan dolar AS melemah terhadap mata uang utama setelah testimoni Ketua Federal Reserve Janet Yellen yang memberikan isyarat bahwa bank sentral AS tetap mempertahankan kebijakan pelonggaran moneter lebih lama.
"Pelaku pasar uang memperkirakan the Fed dapat menunda pemangkasan stimulus moneter dan tetap mempertahankan tingkat suku bunga rendah jika pelambatan ekonomi AS yang belakangan terjadi disebabkan oleh faktor yang lebih luas daripada cuaca yang buruk.
"Pengaruh cuaca yang kurang baik di AS mengganggu perbaikan ekonominya, sehingga pelaku pasar merespon negatif terhadap dolar AS dan menaikan mata uang kawasan Asia, termasuk rupiah," kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada di Jakarta, Jumat.
Ia menambahkan data produk domestik bruto (PDB) AS juga diperkirakan melambat seiring dengan kondisi cuaca yang kurang baik sehingga sentimen pelemahan dolar AS diperkirakan berlanjut.
Ia mengatakan sentimen pengurangan stimulus the Fed untuk kembali mengurangi pembelian obligasi setiap bulannya juga cenderung sudah diantisipasi pasar. "Meski demikian, laju rupiah cenderung mulai terbatas menyusul sikap pelaku pasar uang yang hati-hati," katanya.
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra menambahkan dolar AS melemah terhadap mata uang utama setelah testimoni Ketua Federal Reserve Janet Yellen yang memberikan isyarat bahwa bank sentral AS tetap mempertahankan kebijakan pelonggaran moneter lebih lama.
"Pelaku pasar uang memperkirakan the Fed dapat menunda pemangkasan stimulus moneter dan tetap mempertahankan tingkat suku bunga rendah jika pelambatan ekonomi AS yang belakangan terjadi disebabkan oleh faktor yang lebih luas daripada cuaca yang buruk.