Mamuju (Antara News) - Bupati Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, Dr H Suhardi Duka, MM, kembali diundang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mempresentasikan program Gugus Siola.

         Program itu dinilai berhasil menerapkan pengembangan layanan pendidikan terhadap anak usia dini di daerahnya.

         "Memang benar saya dapat undangan khusus dari Kemendikbud untuk mempresentasikan program Gugus Siola. Saya kira undangan itu sangat berarti untuk saling berbagi pengalaman dengan kabupaten lain yang ada di Indonesia," kata Bupati Mamuju, Suhardi Duka yang dikonfirmasi melalui telpon di Mamuju, Rabu.

         Menurut dia, program Gugus Siola saat ini menjadi andalan dan menjadi pilot projek di tingkat Nasional yang merupakan layanan untuk mengintegrasi sejumlah layanan anak dari beberapa sektor dengan berbagai program kegiatan yang mereka telah laksanakan selama ini seperti Dinas Kesehatan dengan program Posyandu, Dinas Pendidikan Nasional dengan Program Paud.

         Kemudian program di Kantor Pemberdayaan Perempuan dan KB dengan program BKB, serta Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan dengan Lembaga Keuangan Mikro.

         "Program ini terintegrasi dari beberapa instansi ini dan selanjutnya diberi nama Gugus Siola yang secara etimologi berasal dari bahasa Mamuju yang berarti bersama-sama atau bersatu namun dari akronim dapat diartikan sebagai Stimulasi, Intervensi, Optimalisasi Layanan Anak (SIOLA)," urai Bupati.

         Suhardi yang juga ketua DPD Partai Demokrat Sulbar ini menyampaikan, program Gugus Siola bukanlah program layaknya Mie Instan yang langsung bisa dinikmati saat itu juga, melainkan sebuah program jangka panjang yang baru dapat dinikmati hasilnya di masa akan datang dimana program ini akan sangat menentukan pembentukan karakter dan kapasitas generasi yang akan datang.

         "Saya dan kita semua mungkin tidak akan melihat hasil dari program ini karena baru dapat dirasakan 20-30 tahun akan datang, namun kita akan membuat kesalahan sejarah jika kita tidak mampu memanage dengan baik kondisi 30 tahun akan datang, dan itu akan berdosa," kata Bupati.

         Karena itu, agar pelaksanaan Gugus Siola dapat dilakukan dengan dorongan iman sehingga apa yang dilakukan dapat dilihat sebagai suatu ibadah untuk kemajuan daerah di masa mendatang.

         Ia menambahkan, program Gugus Siola ini telah menjadi perbincangan hangat di beberapa negara Asia, bahkan Unicef telah memberikan dukungan terhadap program ini.

Pewarta : Oleh Aco Ahmad
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024