Jakarta (Antara News) - Lembaga Survei Indonesia (LSI) bekerja sama dengan Internasional Foundation for Electoral System (IFES) merilis hasil surveinya dan mendapati 90 persen masyarakat Indonesia akan berpartisipasi dalam Pemilu 2014.
"Ini menunjukan tingkat kepercayaan masyarakat yang tinggi pada sistem demokrasi," kata Direktur Pusat Peneliti IFES Rakesh Sharma dalam pemaparan hasil rilis survei tersebut di Jakarta, Selasa.
LSI dan IFES dalam survei kali ini, memotret persepsi masyarakat terhadap pemilu 2014 mendatang. Survei dilaksanakan pada Desember 2013, dengan responden 1890 di 33 provinsi di wilayah Indonesia.
Rakesh meyakini, meskipun hasil survei ini tidak bisa dianggap sebagai hasil sesungguhnya pada pemilu nanti, namun dirinya percaya, animo masyarakat pada pemilu mendatang akan tetap tinggi.
Trend menurun yang terjadi dalam tiga pemilu 1999, 2004 dan 2009 diperkirakan tidak akan berlanjut. Bila pada 1999 animo masyarakat untuk ikut serta pemilu sekitar 90 persen, 2004 turun menjadi 80 persen dan 2009 kembali turun sekitar 70 persen, maka tahun ini diperkirakan minimal sama dengan 2004.
"Saya kira tidak akan 90 persen masyarakat yang memilih, tetapi setidaknya ini cerminan tingginya animo masyarakat untuk ikut, dan kemungkinan besar lebih tinggi dibandingkan 2009 lalu, atau setidaknya tidak lebih rendah," katanya.
Survei juga menunjukan tingginya angka tersebut juga didapati baik pemilih wanita maupun pria. 88 persen pria menurut survei akan memilih, sedangkan wanita 91 persen.
Direktur LSI Hendro Prasetyo, sependapat dengan Rakesh Sharma. Ia meyakini, selain kepercayaan terhadap sistem demokrasi, juga adanya kepercayaan pemilu dapat melakukan perubahan. "Meskipun tidak mayoritas memang tapi ada kepercayaan mengikuti partisipasi pemilu untuk perubahan," katanya.
Ketua Komisi Pemilihan Umum Husni Kamil Manik mengatakan, hasil survei tidak bisa dijadikan hasil pasti pada pemilu 2014 mendatang. Meski demikian, dengan hasil survei tersebut, setidaknya memperoleh potret tentang partisipasi masyarakat. "Tinggal bagaimana kita meyakinkan agar ini menjadi kenyataan, ini kan masih hanya bayangan, setidaknya sama atau lebih tinggi dari target di RPJMN sebesar 75 persen," katanya.
"Ini menunjukan tingkat kepercayaan masyarakat yang tinggi pada sistem demokrasi," kata Direktur Pusat Peneliti IFES Rakesh Sharma dalam pemaparan hasil rilis survei tersebut di Jakarta, Selasa.
LSI dan IFES dalam survei kali ini, memotret persepsi masyarakat terhadap pemilu 2014 mendatang. Survei dilaksanakan pada Desember 2013, dengan responden 1890 di 33 provinsi di wilayah Indonesia.
Rakesh meyakini, meskipun hasil survei ini tidak bisa dianggap sebagai hasil sesungguhnya pada pemilu nanti, namun dirinya percaya, animo masyarakat pada pemilu mendatang akan tetap tinggi.
Trend menurun yang terjadi dalam tiga pemilu 1999, 2004 dan 2009 diperkirakan tidak akan berlanjut. Bila pada 1999 animo masyarakat untuk ikut serta pemilu sekitar 90 persen, 2004 turun menjadi 80 persen dan 2009 kembali turun sekitar 70 persen, maka tahun ini diperkirakan minimal sama dengan 2004.
"Saya kira tidak akan 90 persen masyarakat yang memilih, tetapi setidaknya ini cerminan tingginya animo masyarakat untuk ikut, dan kemungkinan besar lebih tinggi dibandingkan 2009 lalu, atau setidaknya tidak lebih rendah," katanya.
Survei juga menunjukan tingginya angka tersebut juga didapati baik pemilih wanita maupun pria. 88 persen pria menurut survei akan memilih, sedangkan wanita 91 persen.
Direktur LSI Hendro Prasetyo, sependapat dengan Rakesh Sharma. Ia meyakini, selain kepercayaan terhadap sistem demokrasi, juga adanya kepercayaan pemilu dapat melakukan perubahan. "Meskipun tidak mayoritas memang tapi ada kepercayaan mengikuti partisipasi pemilu untuk perubahan," katanya.
Ketua Komisi Pemilihan Umum Husni Kamil Manik mengatakan, hasil survei tidak bisa dijadikan hasil pasti pada pemilu 2014 mendatang. Meski demikian, dengan hasil survei tersebut, setidaknya memperoleh potret tentang partisipasi masyarakat. "Tinggal bagaimana kita meyakinkan agar ini menjadi kenyataan, ini kan masih hanya bayangan, setidaknya sama atau lebih tinggi dari target di RPJMN sebesar 75 persen," katanya.