Kendari,  (Antara News) - Gelar budaya yang diselenggarakan angkaswan LPP RRI Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) mengangkat cerita masyarakat Suku Bajo yang mendiami disejumlah daerah  pesisir panti di daerah ini.

Direktur Teknologi dan Media Baru (TMB) LPP RRI Pusat, Mohammad Rohanudin mengatakan, pagelaran budaya yang rutin diselenggaran minimal 2-3 kali setahun dinilai sangat penting karena dapat menjadi pemersatu bangsa.

"Pagelaran Budaya yang terus dikembangkan LPP RRI dinilai sangat penting dan strategis untuk mempersatukan rakyat Indonesia, sekaligus memelihara kekayaan budaya yang diciptakan para seniman terdahulu sehingga menjadi masyarakat beradab," katanya di Kendari, (27/1) malam.

Pada acara pagelaran budaya yang diselenggaran angkasawan LPP RRI Kendari dalam rangkaian serah terima dan pisah sambut kepala LPP RRI dari pejabat lama Effendi Afati kepada penggantinya Nawir, dikemas dengan pagelaran budaya Suka Bajo.

Ia mengtakan, RRI sebagai lembaga penyiaran publik, wajib melestarikan dan mengembangkan kearifan seni budaya lokal hingga di wilayah kepulauan terluar, sebagai alat pemersatu bangsa sehingga harus dijaga dan dilestarikan.

Sebelumnya, kepala LPP RRI Kendari yang baru Nawir mengungkapkan, pelestarian budaya lokal, yang selama ini dilakukan LPP RRI, juga harus didukung beberapa elemen penting, di antaranya peran pemerintah daerah dalam menyiapkan sarana dan prasarana pementasan budaya, serta pihak swasta yang diharapkan mampu membantu pembiayaan setiap kegiatan pelestarian budaya.

"Saya kira, kegiatan pagelaran budaya seperti yang laksanakan malam ini tidak akan bisa terwujud tanpa bantuan dari pihak swasta maupun sponsor yang sifatnya tidak mengikat," ujarnya.

Malam Gelar Budaya yang dilaksanakan LPP RRI Kendari kali ini, mengangkat cerita tentang Kehidupan masyarakat nelayan Suku Bajo yang ada di Sulawesi Tenggara.

Pewarta : oleh Azis Senong
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024