Kendari,  (Antara News) - Sektor pertanian dalam arti luas akan tetap menjadi prioritas Pemerintah Sulawesi Tenggara (Sultra), sehingga wajar bila di tahun 2014 ini telah menganggarkan dana sedikitnya Rp100 miliar lebih.

"Angaran sebesar itu bersumber dari APBN sebesar 90 persen dan sisanya dialokasikan melalui APBD Provinsi dan kabupaten/kota," kata Pelaksana Tugas Kadis Pertanian Sultra, Ir H Muh.Nasir, MSi di Kendari, Kamis.

Menurut Nasir, anggaran sebesar itu juga seudah termasuk dengan kegiatan sektor peternakan dan percetakan sawah baru. Khusus cetak sawah ditargetkan seluas 2.400 hektare yang tersebar dibeberapa kabupaten di Sultra.

Ia mengatakan, opsesi untuk meningkatan produksi beras petani maupun pembukaan areal sawah baru masih terbuka cukup luas, dengan harapan program dan aturan yang ditawarkan itu bisa terima baik petani maupun para petugas penyuluh yang ada di sejumlah sentra produksi.

"Terutama pola tanam harus seragam, dan tidak ada petani yang mengikuti keinginannya sendiri-sendiri," katanya.

Nasir yang juga Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Sultra itu, selama ini tidak seragamnya jadwal tanam, sangat mempengaruhi tingkat capaian produksi gabah yang dihasilkan petani dalam per hektare.

Selama ini, capaian gabah kering petani hanya berkisar antara 4 ton hingga 4,2 ton per hektare, padahal bila mengikuti pola tanam yang tepat, bisa dicapai 7-8 ton per hektare sekali panen.

"Tentu masalah ini merupakan `PR` bagi kami dijajaran pertanian di 2014 ini, sebab capaian produksi itu bisa kita raih dengan memprioritaskan pemberian benih secara merata, menghidupkan kembali usaha penangkar-penangkar serta perbaikan irigasi yang sudah banyak rusak," katanya.

Mantan kadis Pertanian Konawe itu mengungkapkan, harapan bapak Gubernur Sultra Nur Alam untuk meningkatkan produksi beras Sultra adalah hal yang optimis bisa dicapai karena luas areal perswahan kita cukup besar yakni mencapai 118.500 hektare lebih.

Hanya saja, kata dia, dari luas areal persawahan itu ada sekitar 17.400 hektare tidak tertanami akibat berbagai hambatan dan kendala dilapangan. Artinya bahwa dengan luas areal sawah yang tidak terolah itu dengan rata-rata produksi terendah 4 ton per hektare, berarti masyarakat Sultra kehilangan 70 ribu ton gabah sekali panen.

Namun demikian, capaian produksi gabah kering giling petani Sultra di empat daerah sentra produksi (Konawe, Konawe Selatan, Kolaka dan Bombana) selama 2013 mencapai 562.000 ton lebih sementara beras kini mengalami surplus sebesar 80 ribu ton yang kini tersimpang disejumlah gudang milik Bulog Sultra.

Pewarta : Oleh Azis Senong
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024