Kendari (ANTARA News) - Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara menangkap 40 orang imigran gelap berasal dari Afganistan dan Somalia di Bandar Udara Haluoleo Kendari.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sultra AKBP Abdul Karim Samandi di Kendari, Sabtu, mengatakan imigran gelap yang sebagian dapat berbahasa Melayu tersebut menginap di Hotel Aprilla Kendari.
"Mereka dalam keadaan baik. Mereka kooperatif dengan aparat kepolisian maupun petugas Kantor Imigrasi saat dimintai informasi," katanya.
Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari para imigram bahwa mereka meninggalkan negaranya karena merasa tidak aman serangkaian dengan perang yang terus berkecamuk.
Negara tujuan suaka adalah Australia setelah memperoleh persetujuan dari UNHCR --lembaga PBB yang menangani pengungsi. Mereka bertolak dari Afganistan dan Somalia sejak beberapa bulan lalu melalui Malaysia dan masuk Jakarta.
"Sarana transportasi yang digunakan umumnya adalah kapal laut dan pesawat udara," katanya.
Kedatangan dan kepergian mereka di suatu negara ditangani oleh agen tidak resmi namun selalu luput dari penangkapan.
"Masuk Indonesia dari Malaysia melalui jaringan yang sudah menerima jasa dari para imigram. Ketika bermasalah agen ilegal tersebut lari dari tanggung jawab," kata Karim Samandi.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sultra AKBP Abdul Karim Samandi di Kendari, Sabtu, mengatakan imigran gelap yang sebagian dapat berbahasa Melayu tersebut menginap di Hotel Aprilla Kendari.
"Mereka dalam keadaan baik. Mereka kooperatif dengan aparat kepolisian maupun petugas Kantor Imigrasi saat dimintai informasi," katanya.
Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari para imigram bahwa mereka meninggalkan negaranya karena merasa tidak aman serangkaian dengan perang yang terus berkecamuk.
Negara tujuan suaka adalah Australia setelah memperoleh persetujuan dari UNHCR --lembaga PBB yang menangani pengungsi. Mereka bertolak dari Afganistan dan Somalia sejak beberapa bulan lalu melalui Malaysia dan masuk Jakarta.
"Sarana transportasi yang digunakan umumnya adalah kapal laut dan pesawat udara," katanya.
Kedatangan dan kepergian mereka di suatu negara ditangani oleh agen tidak resmi namun selalu luput dari penangkapan.
"Masuk Indonesia dari Malaysia melalui jaringan yang sudah menerima jasa dari para imigram. Ketika bermasalah agen ilegal tersebut lari dari tanggung jawab," kata Karim Samandi.