Kendari,  (ANTARA News) - Bank Indonesia Perwakilan Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Senin menggelar workshop penulisan berita ekonomi di Aula Teporombua Kantor BI Perwakilan Kendari di Kendari.

Dalam workshop yang diikuti sejumlah wartawan ekonomi di Kota Kendari itu, BI menghadirkan narasumber dari Radaktur Ekonomi Majallah Tempo, Yostinus Tomy Aryanto.

Saat membuka workshop tersebut, Direktur Humas Bank Indonesia, Difi Johansyah mengungkapkan adar empat hal yang menjadi tugas utama Bank Indonesia.

Keempat tugas tersebut yakni mencetak dan menjaga kestabilan peredaran uang kertas, mengontrol produk jasa layanan bank, mengendalikan inflasi dan mengawasi bank-bank operasional.

Untuk menyukseskan tugas tersebut kata dia, peran dan kerjasama dengan media sangat dibutuhkan, karena informasi yang disampaikan media akan sangat membantu masyarakat, terutama dalam hal memilih produk jasa layanan yang ditawarkan oleh bank-bank operasional.

"Melalui informasi manfaat dan kelemahan produk jasa layanan dari bank-bank operasional yang diberitakan wartawan, masyarakat bisa memilih produk jasa dari bank mana yang dipilih untuk mengamankan uangnya," katanya.

Sementara itu, Yostinus Tomy Aryanto dalam pemaparannya mengatakan, dalam menulis berita ekonomi, wartawan harus menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan komunikatif.

Agar berita ekonomi bisa menarik minat pembaca, pendengar atau pemirsa kata dia, penulisnya harus lebih dahulu menentukan tema, mengetahui permasalahannya dan sasaran dari pemberitaan tersebut.

"Kalau permasalahan yang ditulis menyangkut pertumbuhan ekonomi suatu negara atau daerah yang spektakuler, maka penulis harus menggambarkan perkembangan kehidupan rakyat secara terstruktur lalu membandingkannya dengan kondisi masyarakat di tahun-tahun sebelumnya," katanya.

Data pendukung dari tulisan tersebut kata dia, penulis bisa mencari data statistik atau data Bank Indonesia, atau boleh juga mewawancai pakar ekonomi dari akademisi.

Ia memberi contoh berita ekonomi yang ditulis wartawan majallah Time tentang pertumbuhan ekonomi Cina yang boom.

Penulis berita tersebut kata dia, mendramatisir tulisannya dengan kehidupan anak obesitas dalam sebuah keluarga di Cina, di mana keluarga tersebut sebelumnya biasa-biasa saja.

"Di dalam tulisan tersebut, penulis menuliskan secara runtun berapa kali belanja makan dalam sehari dan uang yang dimiliki dibelanjakan untuk apa saja," katanya.

Melalui tulisan tersebut ujarnya, publik akhirnya mengetahui kalau Cina benar-benar mengalami pettumbuhan ekonomi yang luar biasa.

"Jadi, berita ekonomi lebih seksi dari berita-berita lainnya, jika ditulis atau disampaikan dengan data dan menggunakan bahasa yang sedikit didramatisir," katanya.(Ant).

Pewarta : Agus
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024