Oleh Sarjono

Kendari,  (ANTARA News) - Wakil Menteri Perdagangan RI Bayu Krisnamurthi mengatakan Amerika Serikat, Belgia serta Jepang adalah pasar potensial komoditi kakao Indonesia.

"Sebagai negara produsen kakao terbesar ketiga di dunia setelah Pantai Ganding dan Ghana, Indonesia dinilai memiliki peluang besar dalam mengisi kebutuhan pasar dunia disamping peluang pasar domestik untuk 240 juta penduduk Indonesia,"katanya di Kendari Selasa.

Karena itu dia berharap semua pihak yang berkepentingan menyatukan visi kakao Indonesia sebagai pintu mensejahterakan petani dan rakyat Indonesia

"Kakao merupakan komoditas andalan perkebunan, sebagai pemasok peringkat ketiga devisa negara di sektor perkebunan, sumber pendapatan dan penciptaan lapangan kerja bagi 1,6 juta petani," katanya.

Namun dengan kondisi mutu dan produktivitas yang rendah, yang antara lain disebabkan oleh umur tanaman kakao yang sudah tua dan serangan hama penyakit khususnya Penggerek Buah Kakao (PBK) menyebabkan ekspor kakao belum optimal.

Sehingga kejayaan kakao Indonesia belum dapat dinikmati sepenuhnya oleh petani kakao selaku produsen bahan baku, dan industri kakao di dalam negeri selaku pengolah bahan baku.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), volume ekspor biji kakao selama tahun 2011 mencapai 210.000 ton. Jumlah ini juga menurun 52,1persen dibandingkan dengan ekspor sepanjang 2009 yang seberat 439.000 ton.

Di sisi lain, volume ekspor kakao olahan pada 2011 mencapai 178.000 ton, melonjak 117% dibandingkan realisasi 2009 yang hanya 82.000 ton.

Perkembangan positif industri pengolahan kakao dalam negeri juga tecermin dari peningkatan kapasitas produksi. Sepanjang 2011 lalu, produksi kakao olahan Indonesia mencapai 280.000 ton, menanjak 115 persen ketimbang sebelum penerapan bea keluar kakao pada 2009 yang hanya 130.000 ton.

Investasi baru di industri hilir kakao bakal bertambah pada tahun -tahun mendatang. Hal ini diprediksi turut mendongkrak kapasitas produksi industri pengolahan kakao menjadi 400.000 ton pada tahun 2014.(Ant).

Pewarta : Sarjono
Editor :
Copyright © ANTARA 2024