Cilacap, Jatim (ANTARA News) - Kantor Imigrasi Cilacap masih menunggu kedatangan petugas dari International Organization for Migration (IOM) terkait penanganan terhadap 22 imigran berasal dari Srilanka yang terdampar di perairan selatan Pulau Nusakambangan, Cilacap.

"Kami telah menghubungi IOM dan mendapat informasi bahwa organisasi ini sudah mengirimkan petugasnya ke Cilacap, namun hingga pagi ini belum ada yang datang," kata Kepala Seksi Pengawas dan Penindakan Keimigrasian Kantor Imigrasi Cilacap Edi Rohaedi di Cilacap, Rabu.

Oleh karena itu, kata dia, para imigran berasal dari Srilanka itu masih ditampung di eks-Kantor Imigrasi Cilacap, Jalan S Parman, Cilacap.

Menurut dia, pemindahan imigran tersebut ke Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Semarang baru akan dilakukan setelah adanya pendampingan dari IOM.

"Kami masih menunggu IOM guna proses selanjutnya," kata dia.

Kapal kayu yang mengangkut 25 imigran mengalami kecelakaan laut di perairan selatan Pulau Nusakambangan dalam perjalanan menuju Pulau Kokos, Australia, hingga akhirnya penumpangnya dievakuasi oleh petugas gabungan dari Cilacap dan dititipkan di Lembaga Pemasyarakatan Pasir Putih, Nusakambangan, pada Senin (28/1) malam.

Sebelum mengalami kecelakaan akibat menabrak karang, mesin kapal itu mati sehingga kapal terombang-ambing selama 15 hari di Samudra Hindia.

Bahkan, seorang imigran bernama Thangeswaran (36) dilaporkan menceburkan diri ke laut dan akhirnya hilang.

Thangeswaran diduga mengalami halusinasi seolah melihat daratan sehingga dia melompat dari kapal dan berenang di lautan guna mendekati daratan yang dia anggap sebagai Pulau Kokos, Australia.

Selain itu, dua imigran lainnya, yakni seorang perempuan bernama Suta Nilakshan (25) dan seorang laki-laki bernama Thampappela Vijayaraja (40) meninggal dunia akibat kelaparan dan dehidrasi.

Dua imigran lainnya, Ithy Safeekaabdul Jabar (30) dan Ahamed Fatheen (4) harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Cilacap karena sakit.

Ahamed Fatheen yang merupakan anak dari pasangan Ahamed Rispiyan (33) dengan Ithy Safeekaabdul Jabar.

Sebanyak 19 imigran lainnya, yakni Al Ameer (46), Sinithanpi Nimailes Waran (26), Nataras Suras Kumar (27), Karalasinkam Kirupa (20), Aanurajsan Kapusi (10), Ekapavam Thamayanithe (30) yang merupakan ibu dari Aanurajsan Kapusi, Thankaval Raja Gopal (39), Murakaja Muraka Murthe (37), Purnama Ahamed (45), Pulen Pihran Kamaleswaran (32).

Kayatvili Kamaleswaran (25) yang merupakan istri Pulen Pihran Kamaleswaran, Ravidathan Ragavan (25), Nadesa Thurai Nilakshan (27) yang merupakan suami Sutha Nilakshan, Virakudi Makantheran (51), Nithe Aanthen Satheswaran (20), Ramalingan Thivakar (23), Nayilvakanam Sumarathz (20), Nadesan Jayakanth (29) yang merupakan suami Nayilvakanam Sumarathz, dan Junaideen Mohamed Firas Moulana (25)

Pewarta :
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024