Kendari (ANTARA News) - Kota Kendari menjadi kota percontohan pengelolaan tempat pembuangan akhir sampah, sekaligus menjadi sasaran studi banding dari berbagai daerah di tanah Air untuk belajar mengenai pengelolaan TPAS ini.
Wali Kota Kendari, Asrun di Kendari mengatakan, sebagai daerah percontohan, 50 daerah baru saja datang melakukan studi banding mengenai pengelolaan sampah di Kendari.
"Kementerian Pekerjaan Umum melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya sudah menunjuk daerah ini sebagai daerah percontohan pengelolaan TPA sampah," katanya.
Ia mengatakan pengelolaan sampah di Kota Kendari telah berhasil merubah stigma di masyarakat yang mengatakan bahwa sampah itu identik dengan bau busuk, kotor dan jorok.
"Tetapi sekarang ini, masyarakat bisa menyaksikan langsung pengelolaan sampah kita. Orang dari jauh saja seperti dari Aceh Tenggara mau datang di Kendari untuk melihat pengelolaan sampah kita," katanya.
Menurutnya, selain itu, pemerintah Kota Kendari berhasil memanfaatkan gas metan yang dihasilkan sampah tersebut untuk kebutuhan penerangan warga sekitar TPAS Puuwatu.
"Banyak daerah yang sudah mengeluarkan dana miliaran untuk mengolah sampah menjadi gas metan tetapi tidak berhasil, tetapi pemerintah kota Kendari bisa melakukan itu dengan dana yang sangat murah," katanya.
Untuk membuat proses penangkapan gas metan di TPAS tersebut, kata Asrun, pemerintah hanya mengeluarkan dana sekitar Rp150 juta, teta[i hasilnya langsung dirasakan.
Pemerintah pusat kata Asrun, juga mendukung penuh pengelolaan TPA sampah di Kendari, dan siap memberikan bantuan guna peningkatan pembangunan sarana pengelolaan smapah di Kota Kendari. (Ant).
Wali Kota Kendari, Asrun di Kendari mengatakan, sebagai daerah percontohan, 50 daerah baru saja datang melakukan studi banding mengenai pengelolaan sampah di Kendari.
"Kementerian Pekerjaan Umum melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya sudah menunjuk daerah ini sebagai daerah percontohan pengelolaan TPA sampah," katanya.
Ia mengatakan pengelolaan sampah di Kota Kendari telah berhasil merubah stigma di masyarakat yang mengatakan bahwa sampah itu identik dengan bau busuk, kotor dan jorok.
"Tetapi sekarang ini, masyarakat bisa menyaksikan langsung pengelolaan sampah kita. Orang dari jauh saja seperti dari Aceh Tenggara mau datang di Kendari untuk melihat pengelolaan sampah kita," katanya.
Menurutnya, selain itu, pemerintah Kota Kendari berhasil memanfaatkan gas metan yang dihasilkan sampah tersebut untuk kebutuhan penerangan warga sekitar TPAS Puuwatu.
"Banyak daerah yang sudah mengeluarkan dana miliaran untuk mengolah sampah menjadi gas metan tetapi tidak berhasil, tetapi pemerintah kota Kendari bisa melakukan itu dengan dana yang sangat murah," katanya.
Untuk membuat proses penangkapan gas metan di TPAS tersebut, kata Asrun, pemerintah hanya mengeluarkan dana sekitar Rp150 juta, teta[i hasilnya langsung dirasakan.
Pemerintah pusat kata Asrun, juga mendukung penuh pengelolaan TPA sampah di Kendari, dan siap memberikan bantuan guna peningkatan pembangunan sarana pengelolaan smapah di Kota Kendari. (Ant).