Baubau (ANTARA News) - Calon wali kota/wakil wali kota Baubau periode 2013-2018, pasangan Ibrahim Marsela/Muirun Awi (IMAM), Minggu, menggelar kampanye putaran kedua dengan berkunjung dari rumah ke rumah.

Ibrahim Marsela didampingi mantan anggota DPRD Kota Baubau, Letkol (Pur) Wa Ode Taslima bersama tim suksesnya bergerak menyisir rumah warga dari lorong Dinas Pendidikan, masuk lorong Lasitarda, terus ke kantor Perindustrian Kota Baubau lalu menuju Kelurahan Lipu.

Sedangkan Muirun Awi yang menjadi calon wakil wali kota didampingi Wakil Ketua DPD PDIP Sultra La Ode Ota, menyisir rumah penduduk di kelurahan Tarafu, Wameo dan Bone-bone.

"Sedianya, hari ini kami menggelar kampanye dialogis di Aula Madrasyah Aliyah Baubau, namun kami memilih berkunjung dari rumah ke rumah," kata Ibrahim Marsela di Baubau, Minggu.

Ibrahim optimistis cara kampanye dari rumah ke rumah itu bisa merebut simpati masyarakat.

Pada setiap rumah yang dikunjungi, ia bersama tim suksesnya menjelaskan berbagai program pembangunan yang akan dijalankan selama lima tahun ke depan jika terpilih menjadi Wali Kota Baubau.

"Program pembangunan yang kami tawarkan kepada warga ada tiga program unggulan yang kami kemas dalam `Garda Mas` atau gerakan pemberdayaan masyarakat," katanya.

Ketiga program unggulan tersebut yakni pembebasan biaya pengobatan, pembebasan biaya pendidikan mulai dari SD hingga tingkat SLTA dan pemberian beasiswa pagi siswa berprestasi kuliah di perguruan tinggi, dan pemberian modal usaha bagi usaha kecil sebesar Rp5 juta hingga Rp50 juta per kelompok.

"Dengan tiga program unggulan itu, kami yakin bisa menjawab berbagai permasalah soial di Kota Baubau," katanya.

Pasangan IMAM juga menawarkan program pembangunan fasilitas air bersih, pembangunan pasar tradisional yang lebih representatif dan pembangunan rumah sakit umum bertaraf internasional di tengah-tengah Kota Baubau.

Sedangkan para PNS, pasangan IMAM kata Ibrahim, menjanjikan perbaikan tingkat kesejahteraan melalui pemberian lauk pauk dan hari kerja lima hari dalam seminggu.

Sementara pencari kerja dijanjikan tidak akan ada pungutan satu sen pun jika mengikuti seleksi penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah (CPNSD).

"Selama ini, CPNSD yang mengikuti seleksi, baru bisa lolos jadi PNS jika mampu membayar Rp50 juta sampai Rp70 juta," kata Ibrahim.

Insya Allah, ujarnya, jika IMAM terpiliha jadi wali kota dan wakil wali kota, pungutan seperti itu tidak akan ada lagi, semua peserta tes CPNSD memiliki kesempatan yang sama untuk lolos jadi PNS. (Ant).

Pewarta : Agus
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024