Palu (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian menempatkan ahli desain dan teknologi barang jadi rotan asal Jerman untuk mendukung program Kota Palu sebagai pusat inovasi rotan di kawasan timur Indonesia.

Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian, Euis Saedah  di Palu, Jumat mengatakan, Kemenperin telah menetapkan kawasan industri Kota Palu sebagai pusat keunggulan rotan yang akan direalisasikan dalam waktu dekat.

Keunggulan dimaksud akan difokuskan pada aspek teknologi dan desain produk. Karena itu, beberapa waktu lalu Dirjen Perwilayahan Kemenperind sudah berkunjung ke Jerman untuk melihat dari dekat industri rotan di sana.

"Ternyata di Jerman itu, meski tidak memproduksi rotan tetapi mereka lebih mendalami rotan dan mereka punya banyak ahli di bidang desain dan teknologi produksi rotan," ujarnya usai memberikan pengarahan pada Rakor Pengembangan Industri Unggulan Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan se-Sulteng.

Saedah menambahkan, dengan ditetapkannya Kawasan Industri Palu menjadi pusat keunggulan rotan, maka ke depan Sulaesi Tengah akan lebih mahir dalam diversikasi produk rotan, bagaimana menerapkan teknologi pengolahan yang efisien sehingga menghasilkan produk yang desainnya menarik dan harganya bersaing.

"Kita ingin menghasilkan produk-produk rotan yang diminati pasar internasional sehingga Indonesia, khususnya Sulteng, tidak terus-terusan mengekspor rotan mentah tetapi rotan jadi yang nilai tambahnya tinggi," ujarnya.

Terkait kebijaksanaan pemerintah menghentikan ekspor rotan setengah jadi sejak 2011, Saedah menjelaskan bahwa hal itu dilakukan untuk menjaga agar rotan rotan memberikan kontribusi dan nilai tambah yang lebih besar bagi negara dan rakyat Indonesia.

Ia menyebutkan, sekitar 85 persen kebutuhan rotan dunia berasal dari Indonesia, namun ketika kran ekspor rotan setengah jadi masih dibuka, Indonesia hampir tidak dikenal di pasar barang jadi rotan, tetapi yang tenar adalah China, Vietnam dan Malaysia.

"Padahal, sebagian besar bahan baku rotan yang dipakai di negara-negara itu untuk membuat berbagai jenis produk dari rotan berasal dari Indonesia. Jadi merekalah (China, Vietnam dan Malaysia) yang menikmati hasil rotan Indonesia," ujarnya.

Sementara itu Kepala Dinas Koperasi, UMKM, Perdagangan dan Perindustrian Sulteng Muh Hajir Hadde mengemukakan dalam kerangka kerja sama dengan Badan Kerja sama Internasional Jepang (JICA), ada empat jenis IKM unggulan yang akan dikembangkan di daerah ini yakni rotan, ikan olahan, kakao olahan dan bawang goreng.

JICA mulai 2012 ini akan memberikan bantuan teknis kepada para pelaku IKM untuk keempat jenis industri itu guna meningkatkan daya saing dan pemasaran produk.

Rakor Pengembangan Industri Unggulan ini, kata Hadde, diikuti para pengusaha IKM dan pejabat bidang perindustrian dari 11 kabutan/kota dan menghadirkan tim JICA dari Makassar untuk memaparkan program dan berdialog mengenai pola pembinaan dan kerja sama yang akan dikembangkan. (ANT).

Pewarta :
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024