Rumbia (ANTARA News) - Ribuan petani rumput laut di lima desa di Kecamatan Masaloka, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) resah karena budidaya rumput laut mereka terkena serangan hama penyakit.

Salah seorang petani rumput laut Desa Masaloka, La Hanisi (57) di Rumbia, Sabtu mengatakan, akibat serangan hama penyakit tersebut menyebabkan hasil panen rumput laut para petani menurun drastis.

"Menurunnya hasil panen rumput laut di Masaloka itu, telah membuat para petani resah karena sebagian besar warga di kecamatan Pulau Masaloka, sudah menggantungkan hidup dari hasil usaha bidudaya rumput laut," katanya.

Menurut dia, sebelum serangan hama itu, para petani dapat memperoleh hasil panen rumput laut antara 40 hingga 50 kilogram per 25 tali dengan ukuran panjang 25 meter per satu tali tempat mengikatkan rumput laut.

Setelah belakangan ini budidaya rumput laut tersebut terserang hama, hasil panen petani dengan ukuran tali yang sama tinggal 15 hingga 20 kilogram.

"Sejauh ini, jenis hama penyakit yang merusak budidaya rumput laut warga itu belum diketahui," katanya.

Ia mengatakan, rumput laut yang terserang hama penyakit, batangnya langsung berwarna keputihan dan keropos, sedangkan yang tidak serang hama tumbuhnya menjadi kerdil.

"Makanya, hasil panen rumput laut para petani di pulau tersebut langsung menurun drastis dan tidak bisa lagi dijadikan sebagai penopang hidup keluarga para petani seperti selama ini," katanya.

Sementara itu, Camat Pulau Masaloka, La Angkata yang dihubungi terpisah membenarkan adanya serangan hama penyakit terhadap budidaya rumput laut para petani di Masaloka tersebut.

Menurutnya, hama penyakit yang menyerang budidaya rumput laut di lima desa di Pulau Masaloka itu sudah dilaporkan kepada pihak Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bombana, namun sejauh ini belum mendapat tanggapan.

"Saat saya melaporkan masalah itu ke pihak Dinas Kelautan dan Perikanan, hanya diberi tahu bahwa rusaknya sebagian budidaya rumput laut para petani itu, akibat curah hujan yang terlalu tinggi," katanya.

Selain itu, juga karena faktor pergerakan arus laut yang belakangan ini mengalami perubahan kecepatan sebagai dampak dari perubahan iklim global.

Menurut Camat Angkata, dalam kondisi normal, usaha budidaya rumput laut di Pulau Masaloka sangat menjanjikan karena satu area budidaya yang menggunakan bibit 30 kilogram, dapat menghasilkan rumput laut basah sekitar 400 kilogram atau kering antara 40 hingga 50 kilogram.

Petani yang memelihara rumput laut antara lima sampai 10 area, bisa menghasilkan panen 200 hingga 400 kilogram sekali panen dengan masa pemeliharaan rata-rata 45 hari.

"Dengan harga rumput laut yang mencapai Rp6.000 per kilogram, satu petani bisa memperoleh pendapatan Rp1,2 juta sampai Rp2,4 juta per satu kali panen," katanya. (ANT).

Pewarta : Agus
Editor :
Copyright © ANTARA 2024