Kendari, 5/5 (ANTARA) - Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tenggara mengembangkan padi varietas unggul baru Inpari 3 diseluruh kabupaten/kota di daerah itu.

Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Selawesi Tenggara (Sultra) Dr. Taufiq di Kendari, Sabtu, mengatakan masyarakat tani di Sultra masih minim pengetahuan dalam pengelolaan tanaman terpadu padi, dan kurangnya informasi tentang varietas unggul baru seperti Inpari, 3, 10 dan 13.

"Berdasarkan hasil pengkajian kami, Sultra ini sangat cocok untuk dikembangkan varietas unggul baru yakni inpari. Sehingga kami mulai memperkenalkan kepada seluruh petani yang ada di Sultra," katanya.

Menurut Taufiq, keunggulan utama dari varietas inpari 3 yakni tingkat produktivitas gabah kering giling (GKG) mencapai 7,5 ton per hektare, rata-rata hasil sebesar 6,05 ton/ha GKG.

"Artinya jika budidaya tanaman inpari 3 dikelola dengan baik maka dapat menghasilkan produksi padi sampai sebesar 7,52 ton/ha GKG, serta memiliki rasa nasi pulen, juga tahan wereng coklat, hawar daun bakteri dan mutu baik. Sehingga ini sangat cocok dikembangkan di Sultra," ujarnya.

Ia mengatakan, BPTP Sultra siap mendampingi petani dalam meningkatkan produksi beras di Sultra, petani bisa memilih alternatif komponen teknologi pengelolaan tanaman terpadu antara lain yang diinginkan.

"Beberapa alternatif pengelolaan tanaman pangan terpadu adalah penggunaan varietas unggul baru, pengaturan jarak tanam (jajar legowo) penanaman bibit muda, pemupukan berimbang, dan yang paling penting juga adalah tanam serempak, untuk menghindari serangan hama dan penyakit," katanya.

Menurut Taufiq, dengan pengembangan VUB inpari 3 ini, maka kedepan varietas itu akan menggantikan varietas yang sudah lama seperti ciliwung dan beberapa varietas lama lainnya.

Beberapa yang menjadi sentra utama produksi beras di Sultra yakni di Kabupaten Konawe, Kabupaten Kolaka, Kabupaten Bombana, Kabupaten Konawe Selatan, Konawe Utara dan Kolaka Utara. (ANT).

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024