Kendari (ANTARA News) - Sopir 24 unit armada "kuning" mobil truk pengangkut sampah di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), mogok kerja karena kendaraan yang digunakan tidak bisa beroperasi akibat persediaan solar di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) habis.

Pantauan ANTARA di Kendari, Selasa, aksi para sopir truk sampah itu mendapat reaksi dari pemilik kendaraan pribadi dan dinas roda dua dan empat di kantor Wali kota, karena kendaraan mereka tidak bisa keluar akibat pemblokiran kendaraan sampah yang masuk di halaman kantor itu.

"Terus terang, sejak pagi sekitar pukul 09.00 hingga pukul 14.20 Wita sejumlah kendaraan berplat hitam maupun merah yang ada di dalam lingkungan kantor wali kota ini tidak bisa keluar karena dihalau truk sampah yang di parkir tidak beraturan itu," ujar Zainal, salah seorang pegawai di lingkungan Pemkot Kendari.

Kecuali kendaraan roda dua masih bisa keluar menyelinap di sela-sela truk sampah yang di parkir itu. Tetapi kalau kendaraan roda empat sama sekali tidak bisa lewat untuk keluar dari halaman kantor wali kota itu.

Termasuk kendaraan pribadi plat hitam Sekretaris Daerah Kota Kendari, H Amarullah dengan nomor polisi DT 161 E, ikut terjebak di teras samping kantor itu dan tidak bisa keluar karena di depan dan belakangnya, sudah dihadang mobil truk sampah yang jumlah belasan unit itu.

Yang anehnya, kata Zainal, para sopir truk sampah setelah memarkir kendaraan dalam halaman parkir kantor wali kota itu, mereka langsung meninggalkan kendaraannya entah kemana, sehingga petugas dari polisi Pamong Praja (Pol-PP) yang bertugas di pos penjagaan pintu samping kantor itu kebingungan untuk mencarinya.

"Para supir truk ini, hanya langsung memarkir kendaraan mereka lalu pergi entah kemana," kata Anca, pegawai honorer di kantor wali kota Kendari.

Kadis Kebersihan dan Pertamanan Kota Kendari, Agussalim saat dikonfirmasi sejumlah media di kantornya enggan memberi keterangan terkait aksi mogok para sopir truk sampah di kantor wali kota ini.

Namun salah satu petugas yang ikut dalam kendaraan truk setiap hari ini mengatakan, aksi yang dilakukan para sopir itu karena mereka merasa kesal terkait tidak tersedianya suplai BBM jenis solar, yang mengakibatkan tugas sebagai pengangkut sampah tidak dilakukan.

"Kekesalan para sopir truk ini, saat kendaraan truk sudah antre di sejumlah SPBU selama 1-2 jam, kemudian petugas SPBU menyatakan, kuota BBM solar hari ini sudah habis," kata Udin.

Dari pantauan tampak hampir di seluruh SPBU yang ada di Kota Kendari tertulis di bagian luar halaman SPBU, pelayanan penjualan BBM solar habis, namun untuk BBM jenis premium masih ada hingga saat ini. (Ant).

Pewarta : Azis Senong
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024