Kendari (ANTARA News) - Tiga desa di Kecamatan Kabaena Timur yakni Desa Tapuhaka, Kelurahan Lambale, serta Kelurahan Dongkala, dilanda banjir akibat meluapnya air di bak penampungan (chek dum) milik PT.Billy Indonesia salah satu perusahaan tambang di daerah itu.

Salah satu warga di Kelurahan Dongkala, Kabaena Timur, Sabarurudin Sofyan, kepada ANTARA melalui telepon di Kendari, Kamis malam, mengatakan, meski dilaporkan tidak ada korban jiwa dalam bencana banjir tersebut, tetapi kerugian materi dari sejumlah pemilik kios diperkirakan mencapai puluhan bahkan ratusan juta rupiah.

"Kerugian akibat bencana banjir tersebut diperkirakan cukup besar yang terdiri atas sembilan bahan pokok (sembako) dan bahan bangunan seperti puluhan hingga ratusan zak semen, pasir dan batu gunung habis terbawa banjir," katanya.

Akibatnya banjir itu, ratusan rumah warga terendam banjir hingga ketinggian antara 30 hingga 50 senti meter atau setinggi lutut orang dewasa.

Banjir itu terjadi disinyalir karena air yang meluapnya dari bak penampungan (chek dum), serta tidak berfungsinya pipa pembuangan yang dipasang di dekat areal perkampungan.

Selain itu, juga terjadi kerusakan beberapa fasilitas umum seperti jembatan penghubung Kelurahan Lambale dan Peropa yang dibangun dari swadaya masyarakat.

"Banjir itu terjadi mulai (15/2) tengah malam, dan terus menerus hujan hingga saat ini yang kemudian merendam rumah warga setempat," katanya.

Menurut Sabarudin, banjir seperti itu baru kali ini terjadi di Kabaena, meskipun hujan tidak pernah berhenti selama berminggu-minggu, namun air paling hanya akan menggenang dan setelah itu kering kembali.

"Namun sejak kehadiran perusahaan tambang, mulailah bencana banjir `berlangganan`. Bahkan kini telah merendam ratusan rumah warga," imbuhnya.

Saat ini, kata dia, meskipun air telah mulai turun, namun warga masih membersihkan tumpukan sampah yang berserakan karena terbawa arus air. Warga juga menuntut pihak PT Billy untuk segera bertanggung jawab atas bencana banjir yang ditimbulkan akibat aktivitas penambangannya.

Salah seorang warga Dongkala lainnya, Suwitno, mensinyalir banjir terjadi karena meluapnya bendungan yang dibangun oleh PT Billy Indonesia di daerah hulu, dekat dengan pemukiman warga.

"Chek dum itu agak kecil ditambah lagi klarena mereka (PT Billy, red) menutup kanal dan hanya memasangkan pipa ukuran 5-10 inchi, sehingga debit air yang keluar lebih kecil dibanding dengan jumlah air yang tertampung," ujarnya.

Menurut Suwitno, sudah sangat jelas bahwa bencana banjir tersebut terjadi karena keacuhan pihak perusahaan tambang dalam pengelolaan lingkungan, sehingga menimbulkan dampak buruk bagi masyarakat di sekitar kawasan penambangannya.

"Sampai saat ini, belum ada upaya penanganan yang dilakukan oleh pihak perusahaan maupun pemerintah setempat terutama sarana air minum yang menjadi sumber kehidupan masyarakat," katanya.

Warga berharap, dalam waktu singkat, Pemerintah Kabupaten Bombana bersama seluruh instansi terkait yang berhubungan dengan persoalan tersebut, segera melakukan langkah penanganan terhadap dampak banjir yang terjadi di tiga Desa tersebut.

"Kami sangat berharap agar dalam waktu singkat Pemda Bombana segera turun melakukan penanganan terhadap persoalan ini, terutama pada perusahaan PT.Billy sebagai penyebab terjadinya masalah ini,"harapnya.(Ant).

Pewarta : Azis Senong
Editor :
Copyright © ANTARA 2024