Kendari (ANTARA News) - Sejumlah warga korban banjir di dua kompleks perumahan di Kel. Wundudopi, Kec. Baruga, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara Minggu petang sebagian diungsikan di kantor kelurahan.

Pantauan di lokasi tempat kejadian di Wundudpi, Minggu, warga yang diungsikan di kantor kelurahan itu adalah mereka yang tidak sempat lagi menyelamatkan barang-barang di dalam rumah mereka.

Sebagian warga hanya bisa pasrah, karena air hujan masuk dengan tiba-tiba ke dalam rumah mereka, karena kesulitan dan bingung harus membawa kemana barang-barang miliknya itu.

Dua komplek yang terendam banjir kiriman itu adalah, kompleks BTN Lepo-Lepo Indah dan Komplek BTN Griya BNI. Banjir kali ini merupakan yang paling terparah sepanjang belas tahun silam.

Banjir yang tiba-tiba datang dari sebelah jalan perumahan itu setelah hujan deras turun sekitar pukul 17.00 Wita, mengakibatkan jalan utama DI Panjaitan itu meluap lalu air masuk ke rumah-rumah warga.

Tidak hanya dua kompleks perumahan itu yang terkena banjir dengan ketinggian antara antara 30-50 centimeter, tetapi juga puluhan rumah di luar kompleks ikut terendam hingga ada ayang mencapai satu meter, termasuk sebuah rumah sakit bersalin Hati Muliya juga terendam hingga ketinggian lutut orang dewasa.

Lurah Wundudopi, Philup bersama ratusan warga perumahan yang hingga kini masih terus melakukan pembersihan bersama dengan membantu warga yang terendam air untuk mengamankan sebagian barang yang bisa diselematkan ke tempat yang lebih tinggi.

Tak ada korban jiwa akibat banjir kali ini, namun para ketua RT dan RW se kulurahan Wundudopi itu hingga kini tengah melakukan pendataan warga yang rumahnya terendam air.

Menurut salah seorang warga di komplek BTN Lepo-Lepo Indah, Mudjidin, banjir yang merendam rumahnya itu merupakan pertama sepanjan hampir 22 tahun terakhir saat perumahan itu dibangun tahun 1989.

"Biasanya kalau hujan deras seperti ini, hanya pada saluran (drainase) saja yang kebanjiran namun kali ini tidak disangka bisa separah ini," katanya.

Ketua RT O2/RW O1 Kelurahan Wundudopi, Syahrir mengatakan, dampak dari banjir kali ini karena banyakya bangunan yang baru dan rumah toko (ruko) yang diduga tidak memiliki izin mendirikan bangunan (IMB).

"Sebelum ada bangunan ruko yang bersampingan dengan perumahan ini, tidak pernah terjadi banjir," kata Syahrir seraya menambahkan, pihaknya sudah beberapa kali menyampaikan dari Dinas Tata Kota dan Bangunan Kota Kendari untuk meninjau kembali IMB bangunan ruko itu, namun hingga kini tak ada jawaban," katanya.(Ant).

Pewarta : Azis Senong
Editor :
Copyright © ANTARA 2024