Kendari (ANTARA News) - Harga semen di Kota Kendari dan kabupaten lain di Sulawesi Tenggara (Sultra) masih tetap bertahan pada posisi cukup tinggi selama dua bulan terakhir ini.

Di sejumlah toko penjualan bahan bangunan di Kota Kendari, Senin, semen dari tiga jenis yakni Tonasa, Tiga Roda dan Bossowa, masih di jual pada kisaran Rp75.000 hingga Rp80.000 per zak per 50 kg.

Sementara harga normalnya, biasanya di jual antara Rp57.000 hingga Rp60.000 per zak per 50 kg.

Menurut salah seorang pengguna bahan bangunan, Darul, kenaikan harga semen yang sudah hampir dua bulan berlangsung itu, selain karena distribusi yang sering mengalami keterlamabatan pengiriman, juga produksi yang dikeluarkan pabrik memang sangat terbatas.

Darul, yang juga selaku kontraktor lokal di Kota Kendari ini, mengaku bingun atas terbatasnya stok bahan bangunan semen di Kota Kendari, padahal lokasi pabrik semen dari Makassar-Sulawesi Selatan itu tidak separah dengan provinsi lain yang harus memesan dari luar daerah.

Anggap saja Provinsi Gorontalo dan Sulawesi Utara yang jaraknya lebih jauh dari Kendari, namun stok bahan bangunan perekat bangunan itu masih tergholong normal. Sementara di Kendari ini sudah hampir dua bulan lebih terjadi kekurangan stok yang mengakibatkan harga melonjak tinggi.

Sementara itu, Kasubdin Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindag Sultra, Sahibo mengungkapkan pihaknya terus memantau distribusi pengiriman bahan bangunan semen termasuk harganya yang memaang hingga saat ini masih tinggi.

"Aneh juga, seharusnya pada bulan Januari-Februari 2012 ini stok semen sudah harus banyak dan harga seharusnya sudah turun, karena saat ini bukan musim proyek pembangunan," katanya.

Ia mengatakan, pihaknya terus menelusuri kemungkinan terjadi penimbunan semen di kalangan distributor tertentu atau pihak spekulan, sehingga memicu lonjakan harga di pasar.

Namun, penelusuran tim Disperindag Sultra bersama aparat kepolisian itu belum membuahkan hasil, atau tidak menemukan indikasi penimbunan semen, yang mengalami kelangkaan sejak bulan Oktober-November 2011.

"Jadi kami berkesimpulan sementara bahwa kelangkaan semen ini tidak hanya terjadi di Sultra, tetapi memang ada di sejumlah daerah di kawasan timur lainnya seperti di NTB, Maluku, Papua dan umumnya di Sulawesi termasuk sebagian di Kalimantan," ujar Sahibo.(Ant).

Pewarta : Azis Senong
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024