Kendari (ANTARA News) - Tingkat kerusakan padang lamun dan terumbu karang di wilayah pesisir Sulawesi Tenggara (Sultra) akibat penangkapan ikan menggunakan bahan peledak dan racun potasium sianida cukup memprihatinkan.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sultra, Abd Salam di Kendari, Rabu mengatakan, tingginya kerusakan padang lamun dan terumbu karang mencapai 40 persen, akibat rendahnya kesadaran warga setempat menjaga kelesatarian lingkungan laut.

"Penyebab utama kerusakan terumbu karang di daerah ini adalah aktivitas penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak," tutur Salam.

Penyebab lain kerusakan terumbu karang dan padang lamun juga akibat penangkapan ikan menggunakan bahan kimia, berupa potasium sianida.

"Kita kesulitan mengamankan aktivitas para nelayan yang menangkap ikan menggunakan bahan peledak dan racun potasium karena kapal patroli yang dimiliki sangat terbatas, sementara wilayah perairan laut cukup luas," katanya.

Selain aktivitas penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan, juga masih adanya sebagian warga pesisir yang menggunakan batu karang sebagai bahan bangunan atau timbunan.

Pihaknya bekerja sama dengan "Coral Reef Management and Rehabilitation Programme" (COREMAP) merehabilitasi terumbu karang yang mengalami kerusakan cukup parah.

Namun yang tersentuh program tersebut masih sebagian kecil dari luas area yang mengalami kerusakan tersebut.

"Beberapa areal yang ditangani Coremap, mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan, bahkan sebagian mulai pulih," katanya.

Luas kawasan perairaan laut wilayah pesisir Sultra mencapai 396.915 hektare yang membentang pada garis pantai sepanjang 1.740 kilometer.

Areal padang lamun dan terumbu karang yang mengalami kerusakan tersebar di wilayah pesisir laut Kabupaten Muna, Konawe Selatan, Bombana, Buton Utara dan Buton.

Wilayah perairan laut yang tingkat kerusakan terumbu karangnya relatif kecil terdiri atas perairan laut Wakatobi, Kolaka dan Kolaka Utara.

"Terumbu karang di wilayah perairan laut Wakatobi masih cukup baik, berkat kegiatan penyadaran tentang pentingnya kelestarian lingkungan yang terus diintensifkan," katanya.

Selain itu perairan Wakatobi termasuk dalam kawasan Taman Nasional Laut Wakatobi, yang dijaga khusus petugas Taman Laut Nasional, katanya. (Ant).

Pewarta : Sarjono
Editor :
Copyright © ANTARA 2024