Wangi-Wangi (ANTARA News) - Vincent Moon, produser film lingkungan internasional asal Prancis, berencana membuat dua film lingkungan di Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Ia menyampaikan rencananya tersebut kepada Bupati Wakatobi, Hugua, saat menghadiri Indonesia Festival Environmental Internasional di Pantai Patuno, Wakatobi, Kamis.

"Setelah selesai festival ini, saya akan datang kembali di Wakatobi, membuat dua film, kehidupan alam bawah laut dan budaya masyarakat Suku Bajo Wakatobi," katanya.

Alam bawah laut Wakatobi, kata dia, sangat menarik dan unik dibandingkan dengan alam bawah laut di berbagai belahan dunia lainnya.

Demikian pula tradisi budaya masyarakat Suku Bajo Wakatobi, sangat berbeda jauh dengan kehidupan masyarakat Suku Bajo di wilayah lain di dunia seperti Filipina dan Thailand.

"Di daerah lain di dunia ini, masyarakat Suku Bajo identik atau sangat dekat dengan kerusakan lingkungan di wilayah-wilayah pesisir, karena mereka sering menggunakan batu karang sebagai bahan penimbun laut untuk lokasi pembangunan rumah," katanya.

Sementara di Wakatobi, ujarnya, msyarakat Suku Bajo justru memperlakukan alam di sekitarnya dengan ramah, sehingga di wilayah pesisir tempat mereka bermukim lingkungannya tidak terganggu.

"Ini yang membuat saya tertarik membuat film di Wakatobi ini. Semoga film yang akan saya produksi nanti bisa menjadi pelajaran berharga bagi perbaikan lingkungan, terutama di wilayah-wilayah pesisir," katanya.

Sementara itu, Bupati Wakatobi, Hugua, mengatakan, banyak sisi menarik dari tradisi budaya masyarakat Suku Bajo Wakatobi dan keindahan alam bawah lautnya untuk dibuat sebuah film.

"Kearifan lokal masyarakat Suku Bajo Wakatobi dalam memperlakukan alam sangat menarik untuk dibuat dalam sebuah film," katanya.

Masyarakat Suku Bajo Wakatobi, kata dia, dalam mengambil seuatu di alam tidak akan merusak lingkungan, karena mereka memahami bahwa lingkunganlah yang memberikan mereka kehidupan.

"Dalam pandangan masyarakat Bajo Wakatobi, kalau merusak karang yang menjadi `rumah ikan`, maka ketika melaut si perusak karang tersebut akan celaka, ditelan penguasa alam laut," katanya.

Makanya, ujar Hugua, masyarakat Bajo Wakatobi sangat ramah dalam memperlakukan alam sekitarnya karena sejak dari leluhur mereka tidak dibolehkan untuk merusak alam. (Ant).

Pewarta : Agus
Editor :
Copyright © ANTARA 2024