Wangi-Wangi (ANTARA News) - Kapolres Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra), AKBP Fitra Ratulangi mengatakan, pengamanan peserta Festival Film Lingkungan Internasional 2011 aman dan terkendali.
"Sistem pengamanan yang dilakukan selama kegiatan FFLI masih dalam batas yang wajar, artinya bahwa menempatkan aparat dalam mengamankan lokasi tempat festival masih dalam jumlah yang wajar," kata Kapolres di Wang-Wangi, Kamis.
Ia mengatakan, beberapa lokasi tempat penyelenggara pemutaran film di malam hari serta kegiatan diskusi pembuatan film, menempatkan aparat dalam jumlah yang tidak berlebihan.
Menurut Kapolres, situasi keamanan di ibukota Wakatobi hingga saat ini dalam kondisi aman dan kondusif. Apalagi masyarakat di Wakatobi sangat menghargai dan memahami akan pentingnya menjaga keamanan dan lingkungan masing-masing.
"FFLI 2011 yang dipusatkan di pantai Patuno Resort itu hanya melibatkan satu hingga dua SSK aparat atau setara dengan 30-35 orang personil per SSK, untuk menjaga dan mengamankan lokasi dimana insan-insan perfilman membaur dengan masyarakat setempat," katanya.
Fitra Ratulangi mengaku, selama menjabat Kapolres tiga tahun terakhir, kerawanan yang menonjol di daerah pecahan Kabupaten Buton itu hanya pada penyakit masyarakat seperti kasus minuman keras dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), itupun jumlahnya dalam sebulan sangat kecil.
Namun dari tahun ke tahun, kasus seperti itu terus mengalami penurunan setelah dilakukan pembinaan dan sosialisasi kepada masyarakat untuk menjauhi penyakit masyarakat yang dinilai tidak ada untungnya itu.
Menyinggung masih adanya laporan masyarakat terkait keluar masuknya barang-barang impor penyeludupan dari luar negeri seperti kendaraan roda dua maupun barang elektronik, Kapolres mengatakan, sejauh ini sudah tidak ada lagi kasus seperti itu.
"Kecuali menyangkut barang-barang berupa pakaian bekas atau yang biasa disebut (RB) dan barang perabot rumah tangga lainnya, hingga kini diakui masih saja ada karena masyarakat di Wakatobi umumnya bermata pencaharian sebagai nelayan sambil berdagang antarpulau bahkan hingga membawa hasil laut ke luar negeri," ujarnya. (Ant).
"Sistem pengamanan yang dilakukan selama kegiatan FFLI masih dalam batas yang wajar, artinya bahwa menempatkan aparat dalam mengamankan lokasi tempat festival masih dalam jumlah yang wajar," kata Kapolres di Wang-Wangi, Kamis.
Ia mengatakan, beberapa lokasi tempat penyelenggara pemutaran film di malam hari serta kegiatan diskusi pembuatan film, menempatkan aparat dalam jumlah yang tidak berlebihan.
Menurut Kapolres, situasi keamanan di ibukota Wakatobi hingga saat ini dalam kondisi aman dan kondusif. Apalagi masyarakat di Wakatobi sangat menghargai dan memahami akan pentingnya menjaga keamanan dan lingkungan masing-masing.
"FFLI 2011 yang dipusatkan di pantai Patuno Resort itu hanya melibatkan satu hingga dua SSK aparat atau setara dengan 30-35 orang personil per SSK, untuk menjaga dan mengamankan lokasi dimana insan-insan perfilman membaur dengan masyarakat setempat," katanya.
Fitra Ratulangi mengaku, selama menjabat Kapolres tiga tahun terakhir, kerawanan yang menonjol di daerah pecahan Kabupaten Buton itu hanya pada penyakit masyarakat seperti kasus minuman keras dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), itupun jumlahnya dalam sebulan sangat kecil.
Namun dari tahun ke tahun, kasus seperti itu terus mengalami penurunan setelah dilakukan pembinaan dan sosialisasi kepada masyarakat untuk menjauhi penyakit masyarakat yang dinilai tidak ada untungnya itu.
Menyinggung masih adanya laporan masyarakat terkait keluar masuknya barang-barang impor penyeludupan dari luar negeri seperti kendaraan roda dua maupun barang elektronik, Kapolres mengatakan, sejauh ini sudah tidak ada lagi kasus seperti itu.
"Kecuali menyangkut barang-barang berupa pakaian bekas atau yang biasa disebut (RB) dan barang perabot rumah tangga lainnya, hingga kini diakui masih saja ada karena masyarakat di Wakatobi umumnya bermata pencaharian sebagai nelayan sambil berdagang antarpulau bahkan hingga membawa hasil laut ke luar negeri," ujarnya. (Ant).