Kendari (ANTARA News) - Petani disejumlah sentra penghasil beras di Sulawesi Tenggara (Sultra) kini membutuhkan alat pengering gabah disaat mereka panen pada musim penghujan. "Alat pengering gabah (drayer) diperlukan terutama pada musim hujan, sebab petani di daerah itu, masih sangat bergantung pada sinar matahai," kata seorang Ketua kelompok tani Di Bombana, Rahman di Kendari, Senin. Oleh karena itu, kalangan perbankan di daerah itu diharapkan tidak takut dan diam memberi bantuan dan fasilitas modal bagi petani terutama untuk alat pengeringan gabah saat panen disaat musim penghujan tiba. Ia mengatakan, umumnya petani masih mengandalkan lantai jemur untuk mengeringkan padi, kalau musim hujan mereka kesulitan. Tetapi jika dibantu dengan pengadaan dryer hasilnya akan lebih memuaskan. Selain menghasilkan beras yang lebih berkualitas, penggunaan drayer juga mengurangi resiko kerugian petani akibat gabah yang terbuang saat proses penjemuran di lantai jemur. "Bila menggunakan lantai jemur, resiko gabah yang terbuang bisa sampai 2,5 persen sedangkan menggunakan drayer itu bisa dihindari," ujarnya. Kadis Pertanian Kabupaten Bombana, H Sirajuddin mengatakan, untuk membantu kesulitan petani di daerah, pihaknya akan melakukan pertemuan dengan pihak perbankan (BRI maupun BPD) dan sejumlah pengusaha perberasan untuk percepatan proses pembiayaan tersebut. Selain mendorong pembiayaan petani, ia juga menghimbau mitra Bulog di Sultra untuk membeli beras ditingkat petani dengan harga wajar. "Selama ini alasan mereka membeli dengan harga rendah karena kadar air yang tinggi. Kalau sudah ada alat pengerng, kan alasan itu tidak bisa dipakai lagi sehingga harga jual di tingkat petani juga dipastkan meningkat," kata Sirajudin. Petani sawah lainnya di Kabupaten Konawe Selatan, Ramli mengharapkan bantuan pengering gabah dari pemerintah dengan sistem kredit. "Kalau pemerintah tidak mampu memberi bantuan secara cuma-cuma, maka kami pun siap untuk mengadakan sendiri dengan harapan bisa diangsur untuk beberapa musim panen kedepan," katanya. (Ant).

Pewarta : Azis Senong
Editor :
Copyright © ANTARA 2024