Kolaka (ANTARA) - Dinas Kelautan dan Perikanan Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra) membantu pembangunan infrastruktur untuk pengembangan budi daya teripang sebesar Rp1 miliar.

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kolaka, Syarifuddin di Kolaka, Rabu, mengatakan Desa Tambea, Kecamatan Pomalaa mendapat bantuan infrastruktur di tahun 2011.

Kegiatan budidaya teripang di desa itu menjadi perhatian pemerintah pusat sehingga menurunkan bantuan infrastruktur yang nilainya cukup besar itu.

"Sudah sejak lama Desa Tambea dijadikan lokasi pengembangan budi daya teripang sehingga pemerintah pusat membantu pembangunan infrastruktur disana dan dananyapun juga murni dari APBN," katanya.

Menurut dia, pengembangan budi daya teripang yang ada di desa itu tidak terpengaruh dengan aktivitas tambang yang ada di wilayah itu karena hingga sekarang masyarakat disana masih membudidayakan teripang sebagai mata pencaharian.

"Sejak dulu Desa Tambea sudah menjadi sentra penghasil teripang bahkan waktu masih zamannya Bupati Adel Berty pernah dilaksanakan panen raya teripang di desa itu. Jadi aktivitas pertambangan yang ada disana tidak mempengaruhi hasil dari teripang mereka," kata Syarifuddin.

Terkait pembangunan infrastruktur yang dibantu oleh DKP, ia mengatakan, bantuan pembangunan infrastruktur pengembangan sentra budidaya teripang oleh kementerian kelautan itu untuk wilayah Sulawesi Tenggara hanya Kabupaten Kolaka yang mendapatkan.

"Karena itu hasil pantauan orang pusat untuk menjadikan Desa Tambea sebagai sentra budi daya teripang sangat wajar," katanya.

Ia mengatakan, pemberian bantuan infrastruktur dari Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun ini (2011) dan tahun 2012 pun adalah hal wajar sebab Pemkab Kolaka menjadikan kawasan itu sebagai sentra budidaya teripang.

"Kalaupun ada bantuan lagi pada thun 2012 , perioritas utama adalah kendaran dinas operasional dalam rangka membantu pelaksanaan dilapangan," katanya.

Untuk itu, kata syarifuddin, kalau ada statemen yang mengatakan hasil panen teripang dipengaruhi oleh aktivitas pertambangan itu tidak benar karena di Desa Tambea hingga kini masih ada masyarakat yang melakukan budi daya teripang dan hasilnya juga tidak terpengaruh dengan adanya aktivitas tambang.

PT Antam Pomalaa yang sudah mengolah sejak 40 tahun lalu namun hingga kini masyarakat pembudidaya teripang hingga kini masih menikmati hasil panen teripang mereka.

Harga teripang ditingkat pengumpul saat ini melonjak tinggi karena di Sulawesi Selatan (Sulsel) maupun di pasaran Surabaya antara ratusan ribu hingga ada mencapai jutaan rupiah dalam setiap kilogram. (Ant).

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024